Demak Kota, NU Online Demak
Yang namanya cinta itu memang mahal harganya, apalagi cinta kita terhadap kanjeng Nabi Muhammad SAW.
Pernah diriwayatkan, jika ada nama orang yang disebutkan dalam Al-Qur’an itu pasti luar biasa kebaikannya atau akhlaqnya. beberapa nama nabi tercantum dalam Al-Qur’an termasuk Nabi Muhammad SAW.
Selain nama para nabi, nama perempuan pun juga ada, yakni Siti Maryam, atau justru sebaliknya ada nama yang disebut dalam Al-Qur’an karena terkenal jahatnya, bahkan sampai berani mengaku sebagai Tuhan, yakni Abu Lahab. ia disebut dalam Al-Qur’an karena jahatnya yang luar biasa, mencaci maki Nabi bahkan merencanakan pembunuhan, sampai matipun dalam keadaan tidak beriman.
Abu Lahab itu mesti kejelekannya luar biasa, tetapi dalam satu riwayat di ceritakan ketika ia meninggal selang beberapa hari, keluarganya bermimpi bertemu Abu Lahab sedang menangis dengan muka yang babak belur, sekujur tubuhnya penuh dengan luka, menangis di pojok kuburan.
Akhirnya ditanyakanlah sama keluarganya, “Abu Lahab, kenapa kau menangis dan babak belur seperti ini? Kenapa tidak sama ketika waktu masih di dunia dulu yang petentang-petenteng dan angkuh! Namun begitu masuk kuburan engkau menangis tersedu-sedu tak berdaya?” herannya.
Kemudian Abu Lahab menjawab, “Ya ini akibatku gara-gara ketika di dunia tidak percaya dengan Tuhannya Muhammad, saat ini yang aku terima di kuburan siang malam hanya siksaan, setiap hari dipukuli, dicekik sama malaikat, dihajar setiap hari, tapi aku masih mending masih lumayan,” jawabnya.
“Lumayan bagaimana maksudnya?” tanyanya balik.
“Setiap hari Senin, aku masih dapat keringanan, Algojo yang menghajarku setiap hari Senin beristirahat,” jelas Abu Lahab.
Selain itu, tiba-tiba muncul air segar di jemarinya, bisa keluar air yang bening sehingga ia minum sepuasnya dihari itu. Begitu sudah memasuki waktu Maghrib malam Selasa, Malaikat datang kembali dan menghajarnya tanpa ampun terus menerus sampai hari Seninnya istirahat kembali. Begitulah nasib Abu Lahab, semenjak mati sampai dengan hari kiamat.
Keluarganya tanya kembali, “Kenapa bisa dapat keringanan di hari Senin saja? Bagaiman ceritanya?”.
“Aku meskipun memusuhi Muhammad sampai dengan matiku, aku masih ingat ketika hari Senin 12 Rabiul Awal Tahun Gajah, pintu rumahku di ketuk-ketuk sama Budakku yang namanya Musaibah, ia memberitahukan berita penting tentang keponakannya yang baru lahir dari Siti Aminah sama Sayyid Abdullah, yakni Muhammad dengan wajah yang bersinanar-sinar,” terang Abu Lahab.
Setelah mendengar kabar kelahiran Muhammad, hati Abu Lahab sangat senang sekali, spontan budak yang memberitahukan atas kelahirannya langsung ia merdekakan, padahal budak waktu itu menjadi aset paling mahal, namun ia sedekahkan dengan di merdekakan sangking senangnya dengan kelahiran Muhammad.
Tidak cukup itu, sampai-sampai Abu Lahab berkeliling kota makah. “Mungkin karena itu aku masih dikasih keringanan oleh Tuhannya Muhammad,” tuturnya.
Itulah Abu Lahab, orang yang tidak beriman sampai meninggal, orang yang jahatnya luar biasa itu masih dikasih apresiasi oleh Allah SWT, masih dikasih keringanan oleh Allah mesti hanya dihari Senin saja.
Semoga kita semua yang sudah di modali oleh iman, islam dan tidak begitu jahat banget tambah lagi diri kita mau senang dengan kelahirannya kanjeng Nabi Muhammad, mau sedekah buat Maulid bisa dibebaskan dari siksa kubur, tidak hanya di hari Senin saja, tapi Selasa, Rabu, Kamis dan seterusnya sampai hari Kiamat kelak dapat syafaatnya, Amin Allahumma Aamiin.
Maka beruntunglah kita dikasih keyakinan iman, berkah Maulid Nabi ini sangat luar biasa, karena yang kita harapkan ya Syafa’at dan hanya Syafa’atnya. Pertolongan beliau di hari kiamat sampai nanti kita berharap bisa ikut beliau sampai ke Jannatul Firdaus.
Demikian kutipan dari Pengasuh Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Salafi Tegalrejo Magelang saat memberikan Mauidhoh Hasanah dalam rangka Pengajian Umum Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Agung Demak, Senin (24/10/2022) kemarin.
Hadir juga Pembacaan Maulid Al Barzanji oleh Al-Habib Muhammad Luthfi Hakim Bafaqih, Pembacaan Ayat Al-Quran Ustadz M Nur Qosim, Dzikir Tahlil KH M Zainal Arifin Ma’shum, Ketua Takmir Masjid Agung Demak KH Abdullah Syifa’, Kepala Kemenag H Ahmad Muhtadi, Bupati Demak Hj Eisti’anah dan ditutup Doa oleh KH Yasin Masyhadi serta Jamaah Annahdliyah.
Penulis: Samsul Maarif
Editor: Choerul Rozak