Sabtu Pahing, 16 Nov 2024 / 14 Jumadil Awwal 1446 H
x
Banner

Rois NU Jateng, Ketika Nabi Muhammad Menangisi Umatnya

waktu baca 3 menit
Samsul Maarif
Sabtu, 29 Okt 2022 15:38
0
568

Demak Kota, NU Online Demak

Pada puncak acara Hari Santri Nasional Kabupaten Demak yang mengambil tema ‘Santri Demak Berdaya Menjaga Martabat Kota Wali’ dimeriahkan dengan bersholawat bersama Habib Sayyid Zulfikar Basyaibah Al Idrisi dan juga Veve Zulfikar di Alun-alun Demak, Selasa (25/10/2022).

Rois Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah KH Ubaidillah Shodaqoh dalam Mauidloh Hasanah mengatakan, bahwa hari Santri adalah hari dimana para ulama dan para santri berkomitmen untuk melawan penjajahan Belanda dan untuk tetap menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Sebagai jargon kita seperti saat ini–NKRI harga mati. Kesetiaan para santri dan ulama kepada ajaran Rasulullah Muhammad SAW. Barangkali ini yang menjadikan kanjeng Nabi menangis, pada suatu riwayat kanjeng nabi menangis tersedu-sedu,” tuturnya.

Kemudian, dalam ceritanya Sahabat bertanya kepada Rasulullah “Ya Rasulullah, apa yang menjadikanmu bersedih tersedu-sedu?”

Kanjeng Nabi menjawab, “Saya sangat rindu sekali sama

saudara-saudara saya, sangat rindu dengan kekasih-kekasih

saya.”

Para sahabat semakin bingung, dalam hatinya–bukankah para sahabat sedang berada disamping Nabi. “Nabi, bukankah kami saudara-saudaramu Ya Rasululah? Bukankah kami ini kekasih-kekasihmu mu ya Rasulullah? Kok panjenengan masih kangen sama saudara dan kekasih panjenengan? tanyanya keheranan.

“Kamu tidak saudara dan kekasih yang saya maksud, yang saya maksud disini adalah saudara dan kekasih saya–orang-orang yang lahir dan yang hidup setelah kematian saya. Dan, mereka beriman serta menyebarkan ajaran saya meskipun mereka tidak pernah melihat saya,” jelas Nabi Muhammad.

Kemudian Kiai Ubaidulloh menegaskan kembali kepada para jamaah, “Apakah para santri pernah melihat Kanjeng Nabi

Muhammad? Apakah para santri pernah mendengar langsung dawuh-dawuh dari kanjeng

Nabi Muhammad?” tanyanya.

“Meskipun berjarak 1500 tahun yang lalu, kita masih beriman bersama Nabi Muhammad. Semoga kita semua diakui sebagai umat Nabi Muhammad SAW. Dan, dianggap sebagai kekasih Nabi. Amin ahlluhumma amin,” harapnya.

Senada, Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Demak KH Aminudin Mas’ud berharap melalui serangkaian acara peringatan hari santri nasional dan maulid nabi Muhammad SAW tersebut bisa mendapatkan ridho dan manfaat dari Allah serta para santri bisa mewarisi, mengikuti dan meneladani para alim ulama dalam mempertahankan NKRI.

“Semoga yang ikut andil dalam kegiatan ini mendapatkan balasan dari Allah SWT, saya atas nama Pengurus Cabang NU, kami ucapakan terimaksih kepada panitia pelaksana yang telah mengorbankan pikiran, waktu, tenaga bahkan materinya. Semoga khidmat tersebut dicatat sebagai santrinya mbah Hasyim Asy’ari,” pungkasnya.

Hadir pula dalam giat tersebut, Rois Syuriah PCNU Demak KH M Zainal Arifin Ma’shum, Bupati Demak Hj Eisti’anah, Forkopimda, Badan Otonom NU dan santri dari Pondok Pesantren se-Kabupaten Demak.

Kontributor : Samsul Maarif

Editor : Choerul Rozak

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap lengkapi captcha sekali lagi.

LAINNYA
x