Sabtu Pahing, 16 Nov 2024 / 14 Jumadil Awwal 1446 H
x
Banner

KH Ubaidillah Shodaqoh: Eksisnya Ponpes dan Madrasah adalah Ciri Khas Demak

waktu baca 3 menit
Samsul Maarif
Minggu, 30 Okt 2022 11:18
0
775

Demak Kota, NU Online Demak

Hari santri sama halnya dengan memperingati kenekatan. Kenapa kenekatan? Karena dengan deklarasi pada 22 Oktober 1945–resolusi jihad dari Mbah KH Hasyim Asy’ari bersama para ulama, santri dan Hizbullah/laskar tentara menunjukkan tekad/kesungguhan yang besar dan kuat kepada Allah SWT.

Demikian dikatakan Rois Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah, KH Ubaidillah Shodaqoh saat memberikan Mauidloh Hasanah dalam puncak Hari Santri Nasional bersholawat bersama Habib Sayyid Zulfikar Basyaibah Al Idrisi dan juga Veve Zulfikar di Alun-alun Demak, Selasa (25/10/2022).

Dikatakannya, Amerika beserta sekutu bisa mengalahkan Nazi yang demikian kuatnya, bisa mengalahkan Fasis Itali yang demikian hebatnya, juga bisa mengalahkan jepang yang demikian maju dengan teknologinya.

“Itu merupakan rahmat dari Allah, anugerah dari Allah,

maka wajib hukumnya untuk dipertahankan, berapapun harganya meskipun

nyawa para ulama dan santri gugur sekalipun, mengikuti kiainya, syarat santri harus manut dengan kiai,” tegasnya.

Karena perintah para ulama sama dengan perintah Rasulullah, maka terjadilah pertempuran 10 November yang terjadinya eksistensi Republik Indonesia, dengan pertempuran tersebut berarti

dunia melihat, Indonesia adalah bangsa yang betul-betul eksis, ada, wujud yang harus kita akui bersama-sama.

“Ini adalah berkah dari kebijakan resolusi jihad yang dipimpin oleh KH Hasyim Asy’ari. Oleh karena itu, sudah sebuah kewajiban bagi para santri untuk meneruskan perjuangan para Ulama dan Kiai. Suatu saat para santri ini adalah pengganti dari Romo Kiai,” serunya.

Apa yang diwarisi oleh nabi diwariskan kembali oleh nabi, apa yang diwariskan ulama juga dari nabi, beliau-beliau bukan mewarisi uang, dinar dan lainnya tapi ulama memberikan warisan berupa ilmu. Siapa yang mencari ilmu dengan bersungguh-sungguh, dunia dan akhirat akan mengikutinya.

Rajin mengaji, yang mengambil warisan nabi yang berupa ilmu berarti dia telah mengambil warisan yang sempurna. Harta

bisa habis juga bisa memberikan kenikmatan, akan tetapi juga bisa berakibat celaka, begitu juga dengan pangkat. Dengan ilmu terutama ilmu agama akan bisa menuntun kita menuju ke surga.

“Karena di Demak ini adalah kawah candradimukanya, dihimpit metrpolitan Semarang dan Kudus, tapi Demak tetap eksis dengan mempertahankan Ponpes dan Madrasah nya. Kalau Demak tidak memperhatikan Ponpes dan Madrasah berarti Demak sudah keluar dari fitrahnya. Jangan mengaku orang Demak jika tidak bisa mengaji.” pungkas Kiai Ubaidillah.

Sementara itu, Bupati Demak Hj Eisti’anah juga berharap agar sebagai santri benar-benar bisa

menjadi santri yang memiliki semangat kuat, hebat, etos kerja dan daya saing tinggi serta akhlakul karimah.

“Mencontoh akhlaq Nabi Muhammad SAW dan tentunya bisa kita lakukan setiap hari, semoga Kabupaten Demak dihindarkan dari bencana, semakin sejahtera, maju dan bermartabat memberi kebahagiaan.” harap Eisti’anah.

Hadir pula dalam giat tersebut, Rois Syuriah PCNU Demak KH M Zainal Arifin Ma’shum, Ketua PCNU Demak KH Aminudin Mas’ud, Forkopimda, Badan Otonom NU dan santri dari Pondok Pesantren se-Kabupaten Demak.

Kontributor : Samsul Maarif

Editor : Choerul Rozak

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap lengkapi captcha sekali lagi.

LAINNYA
x