Semarang, NU Online Demak
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jateng HM Muzamil menyampaikan, menjelang Muktamar ke-27 Nahdlatul Ulama (NU) di Situbondo, Jawa Timur ketika menetapkan Pancasila sebagai asas Jamiyah NU, ada kiai yang bertanya mengenai asas tunggal Pancasila kepada Mbah Kiai Abdul Hamid Kajoran Magelang.
Mbah Kiai Abdul Hamid menjawab ‘Pancasila ini milik kita sendiri, kalau sekarang mau dikembalikan kepada kita ya harus diterima’ jawab Mbah Kia Abdul Hamid.
“Kemudian Pancasila sebagai satu-satunya asas diterima oleh NU melalui Muktamar ke-27 yang sebelumnya dilakukan Musyawarah Nasional Alim Ulama di Situbondo tahun 1983, kemudian hasilnya ditetapkan dalam Muktamar ke-27.
Demikian disampaikan Ketua PWNU Jateng HM Muzamil dalam sosialisasi empat pilar Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI di MG Setos Hotel Semarang, Sabtu (26/11/2022).
Menurutnya, dalam dokumen piagam Jakarta, rumusan sila pertama terdapat tujuh kata setelah Ketuhanan Yang Maha Esa, namun karena adanya perbedaan pandangan, akhirnya disepakati tujuh kata tersebut dihapus.
“Penghapusan tujuh kata tersebut merupakan langkah strategis guna mewujudkan persatuan dan kesatuan dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI,” jelasnya.
Anggota MPR-RI dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) KH Moh Arwani Thomafi menyampaikan, berkahnya Pancasila sangat luar biasa. “Hidup di Indonesia ini sangat nikmat karena adanya Pancasila,” tegasnya.
Lebih lanjut ia menyampaikan, apa yang dipilih KH Abdul Wahid Hasyim dan anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) waktu itu adalah jalur damai. “Ini merupakan karunia yang perlu disyukuri,” ucapnya.
Anggota MPR-RI dari PKB Hj Nur Nadlifah menyampaikan, NU selalu hadir berkhidmah kepada masyarakat. Misalnya saat pandemi, kiai-kiai melayani isolasi mandiri. “Kemandirian ini sangat penting karena ekspor kita saat ini berkurang maka produksi juga berkurang,” jelasnya.
Kemudian guna memperkuat ideologi Pancasila, pihaknya mengusulkan agar penataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) perlu digalakkan kembali. “Jadi ideologi itu doktrin. Kalau didiskusikan tidak akan selesai,” ungkapnya.
Angelius Wake Kako anggota MPR dari DPD Provinsi NTT menegaskan, Pancasila sebagai ideologi alternatif dunia. “Ekonomi pasar cenderung membiuskan. Itu bahaya yang bisa menghilangkan identitas kebangsaan kita,” terangnya.
Lalu Suhaimi Ismy anggota MPR RI dari DPD menyampaikan, jangan sampai bangsa Indonesia meninggalkan generasi yang lemah. “Karena itu pendidikan nasional perlu diperkuat kualitasnya guna mencerdaskan kehidupan pungkasnya.
Turut hadir dalam acara tersebut jajaran pengurus PWNU Jateng beserta badan otonom dan lembaganya, Ketua PCNU Kota Semarang KH Anasom, para kiai, dan perwakilan dari PDIP, PKB dan PPP.
Sumber : NU Online Jateng
Editor: Choerul Rozak