Bonang, NU Online Demak
Abrasi laut di Pesisir Demak semakin memprihatinkan, kalau hanya dibiarkan seakan menyembunyikan alarm, menyembunyikan musibah bencana. Untuk mematikan alarm tersebut–rob dan abrasi harus diatasi. Ribuan hektar lahan tambak dan sawah gagal panen, belum kerugian lainnya.
“Ini tanggungjawab siapa? Pertama tentunya pemangku kebijakan, kedua mengelola alam ini harusnya untuk kebermanfaatan/kemakmuran masyarakat, yang ketiga ulama.
Kalau pemerintah hanya diam, ulama wajib mengkritiknya,” kata Rois Syuriah PWNU Jawa Tengah, KH Ubaidullah Shodaqoh, melalui forum Dialog Publik Problematika Rob dan Abrasi dalam Upaya Penyelamatan Peradaban Demak yang digelar Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kecamatan Bonang di Gedung MWCNU Bonang, Demak. Sabtu (14/1/2023).
Kegiatan yang menghadirkan Narasumber Wakil Ketua DPRD Demak H Zayyinul Fata bersama Sekretaris Daerah Demak Akhmad Sugiharto, juga dihadiri dari Masyarakat dan Kepala Desa yang terdampak rob dan Banom NU se-Kecamatan Bonang, IKA-PMII Bonang dan Aliansi Gerakan Masyarakat Peduli Rob (Gempur) Demak.
Mbah Ubaid menambahkan, kerusakan alam telah nampak karena polah manusianya, alam banyak di eksploitasi, di Jawa Tengah diantaranya Semen Pati, Kendeng, Wadas, Geothermal, kesalahan Galian C, banyaknya pabrik yang mengambil air tanah berlebih, belum soal global worming yang pertahunnya meyumbang 0,4 cm tapi kalau rob setiap tahunnya mengalami penurunan tanah bisa mencapai 10-15 cm.
“Belum lagi adanya Bendungan-bendungan, kalau tanpa adanya sungai akan terjadi endapan yang justru dikemudian hari akan menjadikan bencana, Pamsimas juga mengambil air dari dalam tanah, ini juga akan menyebabkan penurunan tanah, penggunaan pupuk kimia juga bisa menjadikan matinya tanah, tanah tidak bisa lagi menyerap air,” ucapnya.
Melalui Dialog Publik ini, Mbah Ubaid berharap para pemangku kebijakan tidak menutup mata, dan ikut mengawal agar rob dan abrasi ini tidak semakin parah.
“NU bukan scond line negara, tapi membantu negara agar terjadinya keadilan dan kemakmuran untuk kemaslahatan,” katanya
Dalam diskusi yang dipandu moderator Dzaul Firdaus tersebut, menjelaskan kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari unjukrasa yang disuarakan oleh Aliansi Gempur di depan Gedung DPRD Demak belum lama ini, karena sudah puluhan tahun penangan rob tidak ada perbaikan justru malah semakin parah.
Ketua PAC GP Ansor Bonang Muhammad Mahfudz juga meminta kepada pemangku kebijakan agar segera memberikan bantuan dan solusi preventif. Mengutip pernyataan Imam Ghozali, tidaklah terjadi kerusakan rakyat itu kecuali dengan kerusakan penguasa, dan tidaklah rusak para penguasa kecuali dengan kerusakan ulama. “Rakyat yang menderita ini jangan seolah-olah tidak tahu,” tegasnya.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Demak, H Zayyinul Fata mengamini jika efek rob dan abrasi ini bisa merusak sendi-sendi kehidupan, mulai dari materil bahkan nyawa sekalipun. Ia menegaskan, Pemerintah bersama dengan DPR akan melakukan penanganan langkah-langkah cepat.
“InsyaAllah DPRD, Bupati dan Sekda Demak akan memprioritaskan kawasan pesisir laut. Selain APBD, Anggaran lain bisa dari bea cukai, dana insentif daerah (DID), hingga dana aspirasi. Kritikan, masukan dan dorongan adalah semangat buat kami untuk memperjuangkannya,” jelasnya.
Senada, Sekretaris Daerah Kabupaten Demak Akhmad Sugiarto juga akan memprioritaskan permasalahan banjir dan rob di Kawasan Pesisir Demak ini, hal tersebut tentunya tidak dapat dilakukan hanya oleh Pemkab Demak semata, namun juga dibutuhkan kolaborasi dengan Pemerintah Provinsi dan Kementerian.
“Ini menjadi peluang, karena Demak masuk dalam agenda nasional (RPJMN) sebagai salah satu lokus penanganan Rob Pantura Jawa. Tentunya dengan dukungan dari masyarakat,” katanya.
Kontributor: Samsul Maarif
Editor: Choerul Rozak