Demak, NU Online Demak
Rumah Sakit Islam Nahdlatul Ulama (RSINU) Demak meluncurkan program layanan rekam medis ekektronik atau Electronic Medical Record (EMR). Diharapkan melalui program ini kualitas layanan terhadap pasien semakin meningkat.
Direktur RSINU Demak dr Abdul Azis mengatakan, melalui program EMR manajemen rumah sakit juga dapat melakukan efisiensi penggunaan kertas (paperless), sekaligus menghindari duplikasi catatan medis pasien.
“Implementasi EMR akan dilakukan secara bertahap, dimulai dari bagian admisistrasi (pendaftaran), IGD, instalasi rawat jalan dan apotek. Diharapkan akhir Desember nanti sudah bisa selesai semua,” kata dokter Azis.
Dokter Azis yang juga Koordinator Perumahsakitan, Klinik dan Apotik Lembaga Kesehatan PBNU mengatakan hal itu usai meluncurkan program EMR di Aula RSINU Demak, Gedung KHM Hasyim Asy’ari lantai 2, Senin (20/2/2023).
Acara peluncuran dihadiri ketua Komite Medik RSINU Demak, dr Wahyu Hidayat, drg Ananta Hastuti (manager medis) dr Syamsul, dan Manager Umum Nurul Hadi beserta seluruh jajaran struktural RSINU Demak.
Dikatakan, terkait kesiapan sarana prasarana software maupun hardware RSINU sudah siap, program ini didukung tim IT Hospital Management Information System (Hosmis). Diharapkan semua struktural rumah sakit, terutama Kepala Instalasi/Kepala Ruang turut mendukung dan menyukseskan program EMR.
Ketua Komite Medik RSINU Demak dr Wahyu Hidayat menjelaskan, program EMR perlu disosialisasikan secara intensif, masif, dan sistematis kepada segenap user terutama dokter spesialis, perawat, apoteker, rekam medik, dan unit-unit terkait agar berjalan optimal dan mengisi dengan benar.
Menurutnya, manfaat lain dari program ini adalah terjaganya keselamatan pasien atau atau patien safety. EMR menjamin ketepatan catatan medis, tidak ada lagi namanya catatan medis rangkap atau hilang.
EMR ujarnya, juga dapat menyimpan data dengan kapasitas yang besar, sehingga dokter dan staf medis mengetahui rekam jejak dari kondisi pasien berupa riwayat kesehatan sebelumnya, tekanan darah, obat yang telah diminum, dan tindakan sebelumnya.
“Sehingga tindakan lanjutan dapat dilakukan dengan tepat dan berpotensi menghindari medical error,” pungkasnya.
Sumber : NU Online Jateng/redaksi