Kebumen, NU Online Demak
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah selama 2 hari yakni Senin-Selasa (27-28/2/2023) menggelar acara rutinan bahtsul masail diniyah kali ini bertempat di Pesantren Al-Kahfi Somalangu, Kabupaten Kebumen.
Ketua Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (LBMNU) Jateng KH Zaenal Amin mengatakan, ada 4 masalah yang berhasil dituntaskan pembahasannya yakni tentang penggunaan pupuk sintetis, kebutuhan lahan parkir, perawatan tubuh, dan ekspor sumber daya alam.
“Dari 4 masalah dibagi dalam 2 komisi yaitu komisi waqi’iyyah yang membahas penggunaan pupuk sitetis dan kebutuhan lahan parkir. Untuk komisi maudluiyyah membahas perawatan tubuh dan ekspor sumber daya alam,” ujarnya pada penutupan Bahtsul Masail, Selasa (28/2/2023).
Disampaikan, dalam pembahasan masalah penggunaan pupuk kimia sintetis, forum menyampaikan beberapa catatan penting untuk mendapatkan perhatian dari pemerintah yakni penyediaan pupuk yang ramah lingkungan.
Penggunaan Pupuk Kimia Sintetis dan Dampaknya
Deskripsi Masalah: Di dalam dunia pertanian, penggunaan pupuk kimia lebih populer dibanding dengan pupuk organik. Hal ini karena beberapa faktor, di antaranya pengaplikasiannya lebih mudah, praktis, efisien, juga mudah didapat. Di samping kelebihan, penggunaan pupuk kimia juga menimbulkan dampak negatif, baik pada lahan pertanian, tanaman, lingkungan hidup, bahkan terhadap orang-orang yang mengonsumsi makanan hasil tanaman yang mengandung pupuk kimia.
Berikut beberapa dampak negatif penggunaan pupuk kimia tersebut :
Pemadatan Tanah, penggunaan pupuk kimia secara terus menerus dapat membuat tanah mengeras dan kehilangan porositasnya. Hal ini karena penggunaan pupuk meningkatkan kadar asam dalam tanah. Dilansir dari Hunker, asam klorida dan asam sulfat dalam tanah melarutkan remah- remah tanah yang kaya akan mineral.
Perusakan mineral tanah oleh asam tersebut membuat tanah kehilangan porositas. Hal ini berarti tanah akan menjadi sangat padat sehingga air akan sulit masuk, begitu juga dengan sirkulasi udara yang berkurang.
Pemadatan tanah memicu pada ketidaksuburan tanah secara keseluruhan. Dalam perjalanan menjadi kering, penghancuran mineral memicu penipisan mineral serta unsur hara dalam tanah. Hal tersebut membuat tumbuhan akan ketergantungan terhadap pupuk, yang semakin lama akan semakin merusak tanah tempat tumbuhan tersebut hidup. Rendahnya kemampuan tanah dalam menyerap air juga menimbulkan dampak lain yaitu terjadinya banjir.
Pemusnahan Mikroorganisme, bahan kimia sintetis dalam pupuk kimia mengubah pH tanah dan membuatnya menjadi asam. Peningkatan keasaman ini dapat membunuh mikroorganisme yang dibutuhkan oleh tanah. Misalnya bakteri pengikat nitrogen, bakteri pembentuk antibiotik, dan juga berbagai macam jamur.
Pencemaran Air, penggunaan pupuk kimia dapat memicu pencemaran air dan menganggu ekosistem di dalamnya. Dilansir dari Conserve Energy Future, konsentrasi nitrogen dan nutrisi akan masuk ke dalam air dan menyebabkan eutrofikasi yang memicu alga bloom. Alga bloom adalah lonjakan mikroorganisme yang akan menyebabkan penurunan kadar oksigen juga pelepasan racun. Hal tersebut dapat membuat hewan air mati dan jika dibiarkan, seluruh perairan akan menjadi zona mati.
Memicu Gangguan Kesehatan, konsentrasi nitrogen yang tinggi dari pupuk kimia akan masuk terus ke dalam tanah hingga batuan akuifer dan mencemari pasokan air bersih di dalamnya. Selain masuk ke dalam air tanah, nitrogen dapat terbawa pada tumbuhan atau hewan yang dimakan manusia dan menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Keracunan nitrogen tersebut dapat mengakibatkan kerusakan DNA dan berbagai penyakit kronis, salah satunya alzheimer. Dilansir dari Amos Institute, konsentrasi cadmium dan aluminium akibat penggunaan pupuk kimia berperan dalam patofisiologi alzheimer. Yang berarti penggunaan pupuk kimia memicu penyakit alzheimer (dirangkum dari berbagai sumber).
Pertanyaan :
Jawab :
Rekomendasi:
Pemerintah wajib mengedukasi masyarakat terkait bahaya pupuk kimia sintesis. Mengupayakan ketersediaan pupuk yang aman bagi kesehatan dan lingkungan juga terjangkau oleh masyarakat. Memperbaiki kualitas pupuk kimia sintetis menjadi ramah lingkungan.
Sumber : NU Online Jateng