Semarang, NU Online Demak
Nahdlatul Ulama (NU) berkomitmen sebagai perkumpulan keagamaan dan kemasyarakatan (jamiyah diniyah ijtimaiyah) sebagaimana cita-cita NU pada awal didirikannya 100 tahun silam oleh Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari.
Rais Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jateng KH Ubaidullah Shodaqoh menegaskan, bahtsul masail sebagai ruh organisasi perkumpulan NU bukan semata-mata urusan syuriyah melainkan juga tanfidziyah. “Sebab bahtsul masail terkait ahkamu syari’ah,” tegasnya.
Pernyataan itu disampaikan Kiai Ubaid pada penutupan kegiatan bahtsul masail PWNU Jateng di Pesantren Al-Kahfi Somalangu, Kebumen yang dihadiri perwakilan delegasi PCNU se-Jawa Tengah pada Selasa (28/2/2023)
Pengasuh Pesantren Al-Itqon Bugen Semarang tersebut menyampaikan, Imam Jalaluddin Assuyuti lahir 841 H Pesantren Al-Kahfi Sumolangu ini lahir 879 H, “Jadi pesantren ini sezaman dengan Imam Jalaluddin Assuyuti dan Kasultanan Demak. Maka kita bersyukur bisa menggelar acara tingkat Jateng di Pesantren yang telah mendapatkan penghargaan dari PBNU ini,” ucapnya.
Ketua PWNU jateng HM Muzamil mengatakan, sesuai dengan tujuan awal didirikannya, NU fokus pada bidang-bidang pendidikan, dakwah, sosial, dan ekonomi. Maka masalah urusan politik akan diserahkan ke masing-masing individu nahdliyin.
“Karena itu NU bukan partai politik, maka NU tidak merekomendasikan siapapun dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang,” ujarnya.
Menurutnya, sebagai warga negara, Nahdliyin dan masyarakat pada umumnya akan mempergunakan hak dan kewajiban secara seimbang guna memperkuat ideologi Pancasila, berusaha mewujudkan keadilan dan kemakmuran bangsa.
Sebagai organisasi, NU posisinya sangat jelas sebagaimana yang telah disampaikan oleh Ketua Umum pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf yakni menjaga jarak yang sama kepada semua partai politik peserta Pemilu.
Dikatakan, NU akan tetap konsentrasi dan fokus menjalankan program yang telah diputuskan dalam permusyawaratan Jamiyah NU meliputi pendidikan, dakwah, dan sosial.
“Seperti kita ikuti bersama bahtsul masail NU se-Jateng ini as’ilah membahas tentang pupuk pertanian, ekspor sumberdaya alam, wakaf masjid, dan lahan parkir, dan masalah perawatan tubuh,” terangnya.
Muzamil menegaskan hubungan pengurus dan warga NU merupakan hubungan ruhaniyah. “Hubungan ini merupakan rabithah ruhaniyah tidak terkait siapa yang akan menjadi gubernur, bupati, wali kota, bahkan presiden dan DPR. Insyaallah NU tetap berjalan sesuai relnya,” pungkasnya.
Sumber : NU Online Jateng