Jakarta, NU Online Demak
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menyampaikan selamat menunaikan ibadah puasa di bulan Ramadhan 1444 H yang akan dimulai Kamis (23/3/2023).
“Selamat datang di Ramadhan 1444 H selamat datang di abad kedua Nahdlatul Ulama,” kata Gus Yahya di Lantai 3 Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat pada Rabu (22/3/2023).
Dirinya berharap, agar seluruh Muslim di bulan penuh berkah ini senantiasa dalam lindungan dan pertolongan Allah. “Semoga kita senantiasa dibawah bimbingan, lindungan, dan pertolongan Allah SWT sehingga kita bisa mencapai berkah sebesar yang disediakan Allah di bulan istimewa ini,” tuturnya.
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU Jateng HM Muzamil mengaku bersyukur dipertemukan kembali dengan bulan suci Ramadhan. Dapat kita renungkan sudah berapa kali kita bertemu bulan Ramadhan.
“Tentu usia kita berkurang namun kesalahan kita terus bertambah. Semoga dengan rahmat, taufiq, hidayah, dan inayah Allah SWT kita dapat memperbaiki diri kita sendiri,” ucapnya.
Disampaikan, tujuan disyariatkannya berpuasa pada bulan suci Ramadhan agar umat dapat mencapai derajat bertaqwa kepada Allah SWT. Pengertian taqwa merupakan istilah dalam Islam yang merujuk pada kepercayaan akan adanya Alloh SWT, membenarkan dan takut kepada-Nya.
“Orang-orang yang bertaqwa disebut Al-Muttaqin, yaitu orang-orang yang meyakini Allah SWT dengan menjauhkan diri dari perbuatan menyekutukan-Nya dan patuh pada segala perintah dan menjauhi larangan-Nya,” terangnya.
Menurutnya, indikator seseorang termasuk bertaqwa seperti beriman kepada yang ghaib, mendirikan shalat, membelanjakan sebagian harta di jalan Allah, tidak mudah marah, mudah memberikan maaf, kalau bersalah segera bertaubat atau meminta maaf.
“Yang paling mulia di sisi Allah dari hamba-hamba-Nya adalah yang paling bertaqwa. Karena itu hanya Allah SWT yang mengetahui derajat taqwa seseorang,” ungkapnya.
Karena itu lanjutnya, agar pahala puasa tidak berkurang atau menguap, maka diwajibkan untuk berkata yang baik atau diam, tidak iri dengki kepada sesama umat, tidak sombong, tidak berburuk sangka kepada orang lain, serta selalu berakhlak yang mulia.
Dikatakan, seseorang dapat beriman dan berbuat kebaikan pada dasarnya merupakan anugerah atau rahmat dari Allah SWT. Dengan kesadaran demikian, maka ibadah yang dilakukan hanya semata-mata mengharapkan ridho dari Allah SWT.
“Semoga di bulan yang penuh rahmat dan maghfirah ini kita bisa meningkatkan amalan-amalan wajib maupun sunah seperti qiyamul lain, sedekah, tadarus Al-Qur’an, berbuat baik kepada sesama maupun yang lainnya,” pungasnya.
Sumber : NU Online Jateng