NU Online Demak
Kita semua sudah mengetahui bahwa Ramadhan adalah bulan penuh keberkahan dan rahmat. Selain itu, Ramadhan juga menjadi waktu yang tepat untuk memperbaiki diri, termasuk dalam hal meningkatkan etos kerja dan produktivitas. Sebab, pada bulan ini, kita berpuasa sepanjang hari, sehingga kita dianjurkan dan diajarkan untuk memiliki ketahanan fisik dan mental yang kuat agar tetap bisa bekerja dengan baik.
Puasa bukanlah alasan untuk bermalas-malasan. Sebaliknya, puasa seharusnya menjadi motivasi untuk meningkatkan produktivitas dan etos kerja kita. Dalam berpuasa, kita diharuskan untuk menahan lapar, dahaga, dan hawa nafsu selama beberapa jam dalam sehari. Hal ini tentunya membutuhkan kesabaran, ketekunan, dan kedisiplinan yang tinggi.
Saat puasa kita harus memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dengan mengatur jadwal kerja dan kegiatan sehari-hari secara lebih baik. Selain tentunya kita membagi waktu saat berpuasa untuk melakukan ibadah-ibadah lainnya, seperti membaca Al-Qur’an, berdzikir, shalat, atau berdoa.
Lalu bagaimana meningkatkan etos kerja dan produktivitas saat berpuasa bulan Ramadhan?
Berikut ini 3 tips untuk meningkatkan etos kerja dan produktivitas saat berpuasa bulan Ramadhan:
Saat berpuasa Ramadhan, dan bahkan dalam setiap tarikan nafas, kita diajarkan untuk bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Allah swt, termasuk pekerjaan yang dimiliki. Anugerah nikmat yang kita terima dalam kehidupan tidaklah bisa dihitung. Dalam Al-Qur’an ditegaskan:
وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللهِ لَا تُحْصُوها، إِنَّ اللهَ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ
Artinya, “Jika kalian menghitung nikmat Allah, niscaya kalian tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS An-Nahl: 18).
Dengan bersyukur kita akan merasa tenang dalam kehidupan dan akan bekerja dari dalam hati. Tidak bekerja dalam tekanan dengan target-target yang tidak bisa kita jangkau. Jika keserakahan bersemayam dalam diri kita maka akan menghantarkan dan menjerumuskan diri pada praktik-praktik haram dalam mencari rezeki.
Saat berpuasa, waktu menjadi sangat berharga karena kita harus membaginya antara bekerja, beribadah, dan beristirahat. Karena itu, kita perlu mengatur waktu dengan baik agar tidak terbuang sia-sia. Dalam Al-Qur’an Allah swt berfirman:
وَالْعَصْرِۙ ١ اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ ٢ اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِࣖ ٣
Artinya: “Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh serta saling menasihati untuk kebenaran dan kesabaran.” (QS Al-Asr: 1-3).
Ketika kita berpuasa, tubuh dan pikiran kita menjadi lebih rentan terhadap kelelahan dan dehidrasi. Karena itu, kita perlu menjaga kesehatan tubuh dan pikiran dengan cara mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi serta melakukan olahraga ringan di waktu yang tepat.
Dengan tubuh yang tetap sehat, kualitas pekerjaan kita akan tetap terjaga walaupun secara kuantitas mungkin berkurang dari hari-hari biasa.
Ayat Al-Qur’an dan Hadits tentang Bekerja
Bekerja mencari nafkah untuk bekal kehidupan merupakan kewajiban. Dengan hal itu, ibadah sebagai misi utama di dunia, juga bisa dilakukan dengan baik. Pentingnya bekerja serta larangan untuk bermalas-malasan juga sudah diingatkan dalam Al-Qur’an dan hadits. Berikut ini beberapa ayat Al-Qur’an dan hadits terkait dengan hal tersebut:
وَقُلِ ٱعْمَلُوا۟ فَسَيَرَى ٱللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُۥ وَٱلْمُؤْمِنُونَ ۖ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَٰلِمِ ٱلْغَيْبِ وَٱلشَّهَٰدَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
Artinya: “Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”
فَٱبْتَغُوا۟ عِندَ ٱللَّهِ ٱلرِّزْقَ وَٱعْبُدُوهُ وَٱشْكُرُوا۟ لَهُۥٓ ۖ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
Artinya: “Maka carilah rezeki di sisi Allah, kemudian beribadah dan bersyukurlah kepada Allah. Hanya kepada Allah kamu akan dikembalikan.”
كَفَى بِالْمَرْءِ إِثْمًا أَنْ يُضَيِّعَ مَنْ يَقُوتُ
Artinya: “Seseorang cukup dikatakan berdosa jika ia melalaikan orang yang wajib ia beri nafkah”.
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنّ اللَّهَ تَعَالى يُحِبّ إِذَا عَمِلَ أَحَدُكُمْ عَمَلاً أَنْ يُتْقِنَهُ (رواه الطبرني والبيهقي)
Artinya: “Dari Aisyah r.a., sesungguhnya Rasulullah s.a.w. bersabda: “Sesungguhnya Allah mencintai seseorang yang apabila bekerja, mengerjakannya secara profesional”.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَسْأَلُ النَّاسَ حَتَّى يَأْتِيَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلَيْسَ فِي وَجْهِهِ مُزْعَةُ لَحْمٍ (رواه البخاري ومسلم)
Artinya: “Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar, Rasulullah saw bersabda, “Seorang tidak henti-hentinya meminta belas kasihan kepada orang lain, hingga nanti ia akan datang pada hari kiamat dengan bentuk muka yang tidak berdaging (seperti tengkorak).”
Dari penjelasan ini kita dapat menyimpulkan bahwa bekerja adalah sebuah amalan yang dianjurkan dalam Islam. Allah swt menganjurkan kita untuk bekerja keras dan berusaha mencari rizki halal dengan sungguh-sungguh.
Dalam hal bekerja, kita harus selalu menjaga etos kerja dan meningkatkan produktivitas kita agar dapat mencapai kesuksesan dalam dunia dan akhirat termasuk saat kita puasa di bulan Ramadhan. Semoga Bermanfaat. Wallahu a’lam bis Shawab.
Ustadz H Muhammad Faizin, Pengurus Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Provinsi Lampung
Sumber: NU Online