Sabtu Pahing, 16 Nov 2024 / 14 Jumadil Awwal 1446 H
x
Banner

Khutbah Jumat: Ibadah Ramadhan Perspektif Manajemen Pendidikan Modern

waktu baca 4 menit
Redaktur NU Demak
Kamis, 13 Apr 2023 08:54
0
709

NU Online Demak

Naskah khutbah kali ini mengajak jamaah memaknai Ramadhan dalam perspektif manajemen. Teks khutbah Jumat berikut ini berjudul “Khutbah Jumat: Ibadah Ramadhan Perspektif Manajemen.”

Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat! (Redaksi).

Khutbah I

الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ، وَبِفَضْلِهِ تَتَنَزَّلُ الْخَيْرَاتُ وَالْبَرَكَاتُ، وَبِتَوْفِيْقِهِ تَتَحَقَّقُ الْمَقَاصِدُ وَالْغَايَاتُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَانَبِيَّ بَعْدَهُ. اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ المُجَاهِدِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا آيُّهَا الحَاضِرُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

Kaum muslimin, jama’ah Jum’at rahimakumullah

Marilah kita bertaqwa kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Di dalam manajemen modern, khususnya manajemen pendidikan modern, kita menemukan ada istilah input, proses dan output.

Input bisa diartikan sebagai bahan baku yang akan dimasukkan. Proses artinya adalah rangkaian tindakan atau pengolahan. Output artinya keluaran atau hasil akhir. Ketiga istilah ini juga bisa kita kaitkan dengan firman Allah subhanahu wa ta’ala tentang puasa yaitu:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

Artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS Al- Baqarah: 183).

Dari ayat tentang puasa di atas dapat diambil tiga (3) unsur, yakni (1) orang- orang yang beriman, (2) ibadah puasa, (3) orang- orang yang bertaqwa.

Jika ayat tentang puasa kita kaitkan dengan istilah manajeman pendidikan modern, maka inputnya adalah orang-orang yang beriman. Prosesnya adalah pelaksanaan ibadah puasa dan ibadah lainnya. Hasil akhirnya adalah orang- orang yang bertaqwa, Sedangkan rentang waktu tarbiyah (pendidikan) yang ditempuh adalah selama satu bulan penuh di bulan Ramadhan.

Dapat kita perkirakan, perbedaan proses dalam melaksanakan rangkaian ibadah Ramadhan khususnya puasa, menyebabkan perbedaan tingkatan taqwa. Karena itu, memperbagus proses kita dalam melaksanakan rangkaian ibadah puasa dan ibadah lainnya di bulan Ramadhan sangatlah penting. Memperbagus proses ibadah Ramadhan secara umum dilakukan melalui dua hal: (1) menahan dan (2) melakukan.

Kaum muslimin, jama’ah shalat Jum’at rahimakumullah

Pertama, menahan. Ibadah utama yang khusus ada di bulan Ramadhan adalah berpuasa. Hakikat berpuasa adalah menahan, baik menahan dari segala hal yang bisa membatalkan puasa, maupun menahan dari segala yang bisa membatalkan pahala puasa. Upaya kita dalam menahan ketika kita berpuasa ini, menyebabkan derajat puasa menjadi berbeda-beda antara satu orang dengan lainnya, seperti dijelaskan oleh Imam Al-Ghazali yang membagi tingkatan orang-orang yang berpuasa menjadi tiga. Beliau berkata dalam Kita​​​​​b Ihya’ ‘Ulumiddin:

اعْلَمْ أَنَّ الصَّوْمَ ثَلَاثُ دَرَجَاتٍ صَوْمُ الْعُمُومِ وَصَوْمُ الخُصُوْصِ وَصَوْمُ خُصُوْصِ الخُصُوْصِ

Artinya: “Ketahuilah bahwa puasa itu ada tiga (3) tingkatan: (1) puasa orang-orang umum, (2) puasa orang-orang khusus, dan (3) puasa orang-orang yang terkhusus.”

  1. Puasa orang-orang umum adalah mencegah perut dan kemaluan dari memenuhi syahwatnya.
  2. Puasa orang-orang khusus—dan ini adalah puasanya orang-orang saleh—adalah mencegah mata, telinga, lidah, tangan, kaki dan semua anggota badan dari perbuatan-perbuatan dosa.
  3. Puasa orang-orang yang terkhusus adalah puasanya hati dari tekad-tekad yang buruk dan pikiran-pikiran duniawi dan mencegahnya dari segala hal selain Allah secara total. Berbuka dalam puasa bagi orang-orang tingkatan ketiga ini adalah dengan berfikir tentang selain Allah dan hari akhir dan dengan berfikir tentang dunia. Ini adalah tingkatan para nabi, shiddiqin dan muqarrabin.

Untuk menaikkan derajat taqwa melalui ibadah puasa, sebaiknya kita menambah hal-hal yang harus kita tahan. Mulailah kita mencegah mata, telinga, lidah, tangan, kaki dan semua anggota badan dari perbuatan-perbuatan dosa. Tinggalkan hal-hal yang sia- sia. Sebagaimana hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi saw, beliau bersabda,

مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيهِ

Artinya, “Di antara kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat.” (HR At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Kedua, melakukan. Yakni melakukan ibadah-ibadah wajib dan sunah, seperti shalat 5 waktu, menepati janji, berbuka dengan makanan yang halal dan sumbernya pun halal, menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur, memperbanyak membaca Al-Qur’an, tadabbur Al-Qur’an, tadarus Al-Qur’an, istiqamah menuntut ilmu agama, mencari dan membantu orang yang membutuhkan, memperbanyak sedekah, banyak berdoa, berusaha mendapatkan Lailatul Qadar, i’tikaf dan beragam amal ibadah lainnya.

Kaum muslimin, jama’ah Jumat rahimakumullah.

Akhirnya dari khutbah ini diperoleh kesimpulan bahwa dalam perspektif manajemen pendidikan modern, input ibadah Ramadhan orang-orang beriman. Prosesnya adalah menahan dari segala yang membatalkan puasa dan segala yang menghilangkan pahala puasa, serta melaksanakan beragam amal ibadah lainnya yang wajib dan sunah. Output dan tujuannya semuanya agar kita betul-betul menjadi orang-orang yang bertaqwa.

جَعَلَنا اللهُ وَإيَّاكم مِنَ الفَائِزِين الآمِنِين، وَأدْخَلَنَا وإِيَّاكم فِي زُمْرَةِ عِبَادِهِ المُؤْمِنِيْنَ : أعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطانِ الرَّجِيمْ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمْ: وَاَنْ تَصُوْمُوْا خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ. باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ وذِكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ

Khutbah II

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا   أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ   عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

Ustad Firdaus, M.Pd.I., Guru MTs N 1 Tebo dan Dosen IAI Tebo Jambi.
Sumber : NU Online Demak/Redaksi

Avatar photo

Redaktur NU Demak

NU Demak selalu berusaha untuk menyajikan informasi teraktual

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap lengkapi captcha sekali lagi.

LAINNYA
x