Sabtu Pahing, 16 Nov 2024 / 14 Jumadil Awwal 1446 H
x
Banner

Rais PWNU Jateng: Pesantren Merupakan Asal Dari NU, Sehingga NU Asli Adalah Pesantren

waktu baca 2 menit
Redaktur NU Demak
Minggu, 28 Mei 2023 11:09
0
605

Magelang, NU Online Demak

Rais Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jateng KH Ubaidullah Shodaqoh menegaskan, RMI bermakna rabithatu ma’ahid Islamiyyah. Kata Robatha mempunyai makna kerja keras, shabar dan menyabarkan serta bertaqwa kepada Allah SWT.

“Pesantren merupakan asal dari NU. Karena itu kader utama dalam NU berasal dari pesantren. Hakekatnya kader NU yang asli adalah dari pesantren,” tegasnya acara halal bihalal RMINU Jateng di Pesantren Subbanul Wathan tegalrejo, Kabupaten Magelang, Sabtu (20/5/2023).

Disampaikan, Gus Abdul Wahid Zuhdi pernah bercerita, dirinya mendukung partai bukan mencari uang, namun saya ingin agar partai tersebut dapat mengambil kebijakan untuk kemaslahatan umat.

“Dahulu orang yang datang mengaji ke pesantren minimal sudah memahami tata bahasa atau grammar bahasa arab. Namun sekarang jangankan menguasai grammar, membaca arab saja belum bisa,” ucapnya.

Menurutnya, dahulu anak-anak sebelum ke pesantren sudah mempelajari Al-Qur’an dan ilmu-ilmu alat di madrasah Diniyah. Karakter santri adalah bermadzhab. Yang dibutuhkan adalah suatu iklim yang memungkinkan madrasah diniyah dapat tumbuh dan berkembang secara baik.

“Sistem pendidikan yang ada jangan sampai menyumbangkan pelanggaran moral seperti korupsi dan tindakan negatif lainnya,” tegasnya.

Wakil Gubernur Jateng KH Taj Yasin Maemoen menyampaikan, jumlah pesantren dan santrinya juga bertambah. “Hal-hal positif dapat dikembangkan, sedangkan hal-hal yang negatif perlu dilakukan pencegahan,” ungkanya.

Oleh karena itu lanjutnya, tugas kita adalah menjaga pesantren dan keluarga besarnya agar tetap eksis berperan maksimal pada bangsa dan negara. “Kontribusi pesantren terhadap bangsa dan negara tidak terhitung jumlahnya. Namun demikian pesantren tetap kita harapkan kontribusinya sepanjang zaman,” ucapnya.

Ketua RMINU Jateng KH Machin Chudori menambahkan, kegiatan halal bihalal ini selain untuk silaturahim juga dimaksudkan untuk mohon masukan dari para kiai terkait penguatan peran madrasah diniyah dan pesantren dalam pencegahan radikalisasi agama.

“Mumpung kita bertemu di sini dalam suasana halal bihalal, sumbang saran sangat kami perlukan untuk meningkatkan pesantren dalam pencegahan radikalisme di negeri ini,” pungkasnya.

Sumber : NU Online Jateng/redaksi/Cr

Avatar photo

Redaktur NU Demak

NU Demak selalu berusaha untuk menyajikan informasi teraktual

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap lengkapi captcha sekali lagi.

LAINNYA
x