Jakarta, NU Online Demak
Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar menjelaskan bahwa ujian Allah swt akan menimpa semua orang di dunia. Tidak hanya kepada mereka yang belum beriman, tapi juga kepada hamba-hamba-Nya yang saleh. Karena dunia ini menurut Kiai Miftach, sapaan akrabnya adalah memang tempat ujian.
“Jelek dan baik, susah dan senang ini tidak mengenai orang yang ingkar saja, orang saleh bisa diuji oleh Allah dengan (ujian yang) besar,” katanya menyampaikan penjelasannya seperti dalam tayangan video Ngaji Kitab Syarag Al-Hikam diakses NU Online, Kamis (6/7/2023).
Ujian diturunkan oleh Allah swt kepada manusia di dunia dengan maksud agar manusia lebih berhati-hati, tidak tunduk kepada hawa nafsunya saja. Kehidupan yang sesungguhnya adalah di akhirat, bukan di dunia. Dunia sebagai perantara untuk menuju kehidupan di akhirat kelak.
Kiai Miftach menegaskan bahwa Allah swt telah menciptakan dua jalan atau balasan. Yaitu surga dan neraka. Pada dasarnya manusia juga sudah diberikan petunjuk-petunjuk untuk bisa mendapatkan balasan kebaikan kelak di akhirat. Rambu-rambu itu dituangkan dalam syariat.
Kendati demikian, Kiai Miftach kembali mengingatkan bahwa manusia di dunia ini tidak bisa luput dari ujian, dari yang ringan hingga ujian yang berat di tengah menjalani rambu-rambu kehidupan sebagaimana yang ditetapkan dalam syariat.
Karena itu, ujian bisa mengenai siapapun. Termasuk orang saleh dan orang alim. Kiai Miftach mengungkapkan, banyak orang alim yang hidupnya kurang beruntung, diterpa kesusahan. Tak sedikit pula orang yang tidak berilmu justru hidupnya serba kecukupan.
“Lha ini agar kita tahu ujian ini untuk semuanya, masing-masing. Tujuannya agar tidak menuruti nafsu,” jelas pengasuh Pondok Pesantren Miftachus Sunnah Surabaya, Jawa Timur ini.
Bila Allah swt memang berkehendak untuk menjadikan semua manusia saleh, tentu sangat bisa dengan memberikan hidayah-Nya. Tapi kembali lagi bahwa hakikat dunia adalah tempat ujian. Sehingga siapa saja yang bisa melewati ujian ini dengan kesabaran, Allah swt menjanjikan keberuntungan dan kebahagiaan di akhirat sebagai balasannya.
“Allah membuat dan menginginkan dua jalan. Jalan surga dan jalan neraka. Mana yang Anda pilih. Maka kebaikan dan kejelekan semua adalah ujian. Agar kita memilih, agar kita tahu apa yang mengena kita, lalu kita sabar, pahalanya surga. Tapi kalau tidak sabar, ya tahu sendiri. Tujuannya apa? Biar kita tidak menuruti syahwat nafsu,” ungkapnya.
Kiai Miftach mengajak untuk selalu meningkatkan amal kebaikan di dunia. Allah swt tidak akan pernah salah dalam memberikan balasan kepada hamba-hambanya, baik yang bertakwa dan kepada mereka yang tidak bertakwa.
“Kalau Anda ingin senang di akhirat, ya beramal yang kira-kira nanti bisa dipetik menjadi kesenangan. Sebaliknya, kalau pilihan Anda adalah pilihan yang menyusahkan ya sudah, ada jalannya sendiri,” jelas Kiai Miftach
Sumber : NU Online/Redaksi/cr