Demak-NU Online Demak
Kantor Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Demak mengadakan kegiatan pendidikan politik dan wawasan kebangsaan dengan tema “Pesantren Sebagai Pelopor Anti Kekerasan dan Anti Bullying”, Rabu (26/7/2023).
Bertempat di Pondok Pesantren Sabilul Huda Desa Pilangrejo Kecamatan Wonosalam, kegiatan tersebut menghadirkan narasumber Ketua DPRD Demak Fahrudin Bisri Slamet (FBS) dan Misbahul Munir Akademisi Demak.
Acara dibuka oleh Sekretaris Kesbangpol Demak Anang Ruhiat. Dalam sambutannya, Anang mengajak para santri agar senantiasa mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Indonesia sebagai negara kepulauan, tetap bisa bersatu karena mempunyai Pancasila.
“Di ponpes Pancasila harus diamalkan dan dilaksanakan. Para santri saling menghormati, tidak saling bully dan guyub rukun, sehingga suasananya kondusif,” kata Anang.
KH Adlan Nur Al Hafid pengasuh Ponpes Sabilul Huda menyambut baik kegiatan itu, karena secara tidak langsung sudah ikut membina para santrinya. Menurutnya, pesantren memang harus bisa menjadi pelopor anti kekerasan maupun anti bullying di Kabupaten Demak.
“Santri-santri harus jadi pelopor. Jadilah orang bener, sanadyan ora patio pinter, daripada pinter tapi ora bener. Jadilah orang jujur dan istiqomah,” tuturnya.
Sementara itu, Fahrudin Bisri Slamet sebelum mengisi materi tentang toleransi dan nasionalisme mengajak para santri untuk salam Pancasila. Kemudian ia memberikan bendera merah putih kepada perwakilan pondok.
Pria yang akrab disapa FBS itu dalam paparannya mengajak para santri agar selalu mengbarkan semangat nasionalisme dan merawat tokeransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai dengan amalan Pancasila.
“Adik-adik cinta tanah air gak? Bangga jadi orang Indonesia tidak?, tanya FBS.
“Bangga. Cinta sampai mati,” jawab para santri kompak.
Menurut FBS, sebagai santri hendaknya bangga dan cinta Indonesia. Sebagai generasi muda, santri harus menjaga persatuan dan kesatuan serta senantiasa menjaga sila-sila Pancasila.
“Keutuhan NKRI tanggung jawab kita semuanya. Kalau tidak cinta, maka Indonesia bisa hilang dari sejarah. Cinta tanah air, sebagian dari iman,” ujar FBS.
Pengirim: Munir
Editor: Choerul Rozak