NU Online Demak
Yu Miskinah, itulah nama seorang perempuan miskin yang hidup sebatang kara. Nama miskinah seakan merupakan nama yang mengandung doa dan menjadi kenyataan dalam hidupnya.
Yu Miskinah yang miskin selama ini tidak bisa berbuat banyak seperti tetangganya yang suka membagikan sebagian hartanya untuk kepentingan umum dan kemanusiaan. Karena kemiskinannya, Yu Miskinah lebih memilih mensedekahkan tenaganya untuk bersih-bersih di rumah waliyullah yang ia gandrungi dan ia jadikan panutan.
Ketika Yu Miskinah meninggal dunia berselang beberapa hari setelah wafatnya sang wali, ada salah satu tetangganya yang ditemui dalam mimpi. Dalam mimpi itu, tetangganya melihat Yu Miskinah tampak hidup bahagia dengan mengenakan pakain yang serba bagus berbalut perhiasan emas yang sangat mencolok.
Ketika ditanya “mengapa kamu di sana hidup bahagia dan banyak harta?”, jawabnya “ini adalah pemberian dari waliyullah (kekasih Allah) yang aku gandrung kepadanya (menyukainya) dan aku jadikan panutan dalam beragama. Kini aku hidup berdamping dekat dengannya”.
Sungguh, seseorang kelak akan dikumpulkan dengan orang yang dicintai sewaktu hidup di dunia meski seseorang itu belum pernah bertemu dengannya.
Hadits nabi:
Artinya:
Ada seorang lelaki datang kepada Rasulullah shallallhu alaihi wasallam lalu berkata: “Ya Rasulullah, bagaimanakah pendapat Rasul mengenai seorang yang mencintai sesuatu kaum, tetapi tidak pernah menemui kaum itu?” Rasulullah bersabda, “Seorang itu beserta orang yang dicintainya. (HR Bukhari dan Muslim)
Penulis: H Ahmad Niam Syukri Masruri
Sumber: NU Online Jateng/Cr/Redaksi