Semarang, NU Online Demak
Pemerintah tidak akan mampu menjaga kesehatan warga dari berbagai ancaman penyakit tanpa dukungan dan partisipasi warga masyarakat. Di sinilah Nahdlatul Ulama (NU) dapat hadir untuk mengambil peran itu.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan NU dengan jaringan yang dimiliki mulai dari pusat hingga akar rumput diharapkan berpartisipasi aktif dalam menyelamatkan masyarakat dari berbagai ancaman penyakit .
“Selain itu sekaligus mengedukasi warga dalam menjaga kesehatan dan mencegah timbulnya penyakit,” kata Menkes Budi Gunadi Sadikin saat menyampaikan pidato kunci dalam pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Lembaga Kesehatan PBNU di UIN Walisongo Semarang, Jumat (11/8/2023).
Disampaikan, saat ini warga NU terutama dari komunitas Fatayat dan Muslimat telah mengambil peran itu melalui berbagai aktivitas layanan kesehatan di wilayah primer, yakni pada pos layanan kesehatan terpadu (Posyandu) yang ada di 300 ribu dusun di tanah air.
Pemerintah lanjutnya, jelas tidak mampu menjangkau layanan kesehatan masyarakat di wilayah program itu. Kemampuan pemerintah hingga kini baru mampu menjangkau sampai pada wilayah kecamatan yang jumlahnya kurang lebih 10 ribu melalui puskesmas-puskemas yang ada.
“Karena itulah pemerintah sangat berterima kasih kepada NU yang saat ini menaruh perhatian besar terhadap layanan kesehatan masyarakat melalui program-programnya,” ucapnya.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menjelaskan, peran menjaga kesehatan masyarakat sebenarnya sudah dilakukan oleh para kiai nusantara sejak dulu. Para kiai nusantara memiliki tradisi unik dan khas yang tradisi itu tidak ditemukan di belahan dunia manapun.
“Kiai nusantara tidak hanya berkhidmah kepada ilmu saja misalnya mengaji dan mengajar santri saja. Tetapi juga memikul tanggung jawab mengasuh umat di berbagai bidang,” katanya.
Menurutnya, peran riayatul ummah yang seharusnya menjadi wilayah tanggung jawab sultan dilakukan karena kedekatannya dengan masyarakat. Jadi para kiai tidak sebatas ngurusi ngaji tapi juga ngurus yang lain seperti keluarga, ekonomi, kesehatan masyarakat dengan cara dan kemampuan yang dimiliki, dan sebagainya.
Saat ini sambungnya, beban kiai tambah berat dan komplek, beberapa hal perlu ditransformasikan kepada jamiyah NU termasuk masalah-masalah kesehatan. Karena itulah hasil kegiatan NU Health Summit 2023 yang dijadwalkan 11-13 Agustus ini sangat dinantikan.
Dikatakan, agenda Rakernas LKNU, Kongres Persatuan Dokter Nahdlatul Ulama (PDNU), Asosiasi Rumah Sakit Nahdlatul Ulama (Arsinu), dan Asosiasi Perguruan Tinggi Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama (Aptikesnu) harus mengarah pada riayatul ummah.
“Sebagaimana yang diperankan para kiai nusantara sejak dulu, NU juga harus dekat dengan rakyat,” pungkasnya.
Sumber : NU Online Jateng