Sabtu Pahing, 16 Nov 2024 / 14 Jumadil Awwal 1446 H
x
Banner

Manakala Bekerja Dilandaskan Pada Keimanan Dan Tuntunan Agama Maka Akan Bernilai Ibadah

waktu baca 1 menit
Choerul Rozak
Minggu, 3 Sep 2023 06:51
0
489

NU Online Demak

Dalam Islam, bekerja tidak hanya dimaknai sekadar untuk memenuhi kebutuhan duniawi, akan tetapi manakala bekerja dilandaskan pada keimanan dan tuntunan agama maka akan bernilai ibadah.

Dikisahkan, pada suatu hari ada seorang pekerja keras yang melewati majelis Rasulullah saw, lalu para sahabat berkata; wahai Rasulullah, alangkah indahnya jikalau pekerja keras seperti orang  itu digolongkan kepada jihad fisabilillah.

Rasulullah saw  bersabda: kalau ia bekerja untuk menghidupi anak-anaknya yang masih kecil, itu fisabilillah. Kalau ia bekerja untuk menghidupi kedua orang tuanya yang sudah lanjut usia, itu fisabilillah. Kalau ia bekerja untuk dirinya sendiri guna menghindarkan diri dari kebiasaan minta-minta, itu fisabilillah.

Bekerja untuk menafkahi anak, istri dan orang tua merupakan bentuk perbuatan mulia, sedangkan membiasakan meminta belas kasihan orang lain (meminta-minta) adalah perbuatan hina yang akan dibawa hingga besok hari kiamat.

Hadits nabi, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

مَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَسْأَلُ النَّاسَ حَتَّى يَأْتِىَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَيْسَ فِى وَجْهِهِ مُزْعَةُ لَحْمٍ

Artinya:
Seseorang yang selalu meminta-minta kepada orang lain, di hari kiamat ia akan menghadap Allah dalam keadaan tidak ada sekerat daging sama sekali di wajahnya (HR Bukhari dan Muslim)

Penulis: H Ahmad Niam Syukri Masruri

Sumber : NU Online Jateng

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap lengkapi captcha sekali lagi.

LAINNYA
x