Karanganyar-NU Online Demak
Manusia memiliki karakter positif dan negatif atau dalam akhlak dikenal dengan sifat mahmudah dan madzmumah. Agar menjadi pribadi yang baik manusia membutuhkan sosok yang dapat menuntun mereka menuju kebaikan. Ialah para nabi yang menjadi pelita bagi manusia saat mereka terjerumus dalam kegelapan. Nabi terakhir yang Allah utus sebagai penuntun ialah Nabi Muhammad Saw. Secara garis besar ada tiga tujuan Allah mengutus Nabi Muhammad kepada umat manusia yaitu memberikan rahmat, sebagai teladan yang baik dan menyempurakan mulia.
Demikian yang disampaikan Kyai Sugiyono saat memberikan mauidzoh hasanah dalam acara peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw di Musholla al-Jihad Tugu Ngemplik Wetan Kecamatan karanganyar Kabupaten Demak pada Kamis malam (28/9/2023).
Tujuan pertama nabi diutus yaitu sebagai rohmatan lil alamin atau memberikan rahmat kepada seluruh makhluk sebagaimana Firman Allah Swt. dalam QS. al-Anbiya’ : 7
وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ
Artinya: “Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam,”.
“Sebagai umat sudah selayaknya kita bersyukur kepada nabi. Kita ada di muka bumi ini, tiada lain karena Allah menciptakan nabi. Salah satu cara menyukurinya dengan mengikuti perilaku nabi,” tuturnya.
Tujuan kedua, lanjut Kyai Sugiyono, sebagai uswatun hasanah atau preseden baik bagi umat. Firman Allah Swt. dalam QS. al-ahzab : 21
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ
Artinya: “Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah,”
Rasulullah sosok panutan dalam berbagai hal. Sebuah kisah menceritakan beliau sangat menghormati tamu yang datang tanpa memandang latar belakangnya. Pernah dalam satu majlis datang seorang musafir sesegera mungkin rasul menghormati tamu tersebut dengan mempersilahkannya duduk di rumah sahabat agar dijamu seraya memuliakannya.
“Ketiga, Rasul diutus untuk menyempurnakan akhlak karimah. Dalam sebuah hadits dijelaskan bahwa rasul diutus tiada lain untuk menyempurnakan akhlak yang mulia,” jelasnya.
Kyai Sugiyono menambahkan zaman sebelum nabi diutus disebut zaman jahiliyyah dimana mayoritas penduduk setempat beribadah dengan menyembah berhala bahkan mereka tidak segan membunuh anak perempuannya karena dianggap sebuah aib keluarga.
“Sebelum nabi diutus perempuan derajatnya sangat rendah. Namun, hal demikian berubah saat nabi datang dan memuliakan perempuan,” katanya.
Salah satu ajaran yang disampaikan nabi ialah menghormati perempuan dan menempatkannya pada derajat yang mulia. Hadits nabi menyebutkan surga di bawah telapak kaki ibu. Ada juga hadits yang menjelaskan ibu merupakan orang tua yang berhak menerima bakti dari anaknya. Sampai disebut tiga kali baru keempatnya bapak.
“Demikianlah sosok rasulullah yang harus kita ikuti. Semoga kita semua mendapatkan syafaatnya kelak di hari kiamat. Amin,” tutupnya.
Kontributor: Taufikhul Lhutfi Rois/Redaksi/Cr