Demak-NU Online Demak
Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama Kabupaten Demak mengadakan Rapat Koordinasi (Rakor) bersama Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Demak pada hari Senin, (6/11/2023) bertempat di hotel Amantis.
Turut hadir dalam acara tersebut Kepala Kantor Kemenag Afief Mundzir, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Nur Fauzi, Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam Ali Sugiyanto, Ketua GKMNU Latifa Fahri, Pengurus GKMNU Kabupaten, serta seluruh koordinator GKMNU Kecamatan.
Dalam sambutannya Nur Fauzi, selaku pengurus PCNU mengatakan bahwa GKMNU harus mampu mewujudkan 6 dimensi keluarga maslahat. Sesuai Tagline PBNU ‘Merawat Jagat Membangun Peradaban’ maka keluarga menjadi pondasi utama teciptanya peradaban.
“Demi terwujudnya peradaban PBNU bersinergi dengan Kementerian Agama dan GKMNU untuk mewujudkan 6 dimensi keluarga maslahat,” imbuhnya.
Menurutnya, Dimensi yang Pertama relasi maslahat, dimana didalam keluarga diharapkan mampu menciptakan Akhlak Nahdliyyin (MKU), Relasi Makruf, Pengasuhan Baik. Kedua, Terdidik, warga NU khususnya dan penduduk Indonesia umumnya harus berpendidikan.
Dimensi ke Tiga lanjut Fauzi yaitu Sehat, tidak stunting, PHBS, tidak kawin anak. Dimensi ke Empat Sejahtera, membangun kekuatan ekonomi. Harus memiliki pendapatan, aset, resiliensi.
“Dimensi Ke Lima Moderat, Prinsip Aswaja serta amaliyah NU dan terakhir Ke Enam dimensi Cinta Alam, Olah sampah, sadar energi, lingkungan hijau, sadar bencana.
Senada, disampaikan Latifa Fahri selaku ketua GKMNU menyampaikan bahwa program GKMNU untuk mewujudkan keluarga maslahat yaitu bimbingan perkawinan calon pengantin, berkah keuangan, serta bimbingan keluarga.
“Adapun bimbingan perkawinan calon pengantin akan dilaksanakan di 4 kecamatan yang sudah diawali kecamatan Demak, dan untuk program berkah keluarga nantinya akan dilaksanakan di 124 desa,” pungkas Fahri.
Sejalan, Kepala Kemenag Afief Mundzir menegaskan bahwa kerjasama ini harus dilaksanakan dengan maksimal.
“Satgas GKMNU harus bekerja sesuai track yang diarahkan PBNU, maksimalkan kerjasama ini dengan efektif,” ungkap Afief.
“Membangun peradaban berangkat dari keluarga, maka harus membangun sebuah legisi agar tertanam kisah yang baik,” pungkasnya
Kontributor: Ika Fitriani/Red