NU Online Demak
Ahmad Kastono Abdullah Hasan (AKA Hasan), peneliti Sejarah Kerajaan Demak Bintoro dan Walisongo, mengatakan bahwa Syekh Maulana Maghribi Demak yang bernama lengkap Syekh Maulana Mudhofar Malik Hasan al-Maghribi adalah Maha Guru Dewan Walisongo. Beliau adalah Wali Demak ke-6 yang hijrah dari Negeri Maghribi, julukan untuk Daulah An-Nashriyah atau Bani Ahmar, yang sekarang lebih dikenal dengan kota Granada, Spanyol (Eropa).
Syekh Maulana Maghribi Demak adalah orang pertama yang menjuluki nama ‘Demak’ pada daerah yang kemudian menjadi Kerajaan Demak Bintoro dan sekarang menjadi Kabupaten Demak pada tahun 1387 M ketika beliau bersama rombongan menempati tanah Delta yang sekarang disebut Setinggil, Kauman, Pecinan dan sekitarnya.
Nama Demak, lanjutnya, bukan berarti tanah yang berawa-rawa, melainkan memegang tanah dengan cara menempelkan kelima jarinya dengan punggung telapak tangan, sehingga tanah tersebut dijadikan sebagai perkampungan yang populer dengan sebutan Glagah Wangi.
Syekh Maulana Maghribi Demak adalah pendiri Pesantren Glagah Wangi Demak pada tahun 1391 M setelah perkampungan Glagah Wangi selesai dibangun selama 3 tahun. Disamping membangun pesantren Glagah Wangi, beliau juga membangun Langgar (surau) Wali yang digunakan untuk pelaksanaan sholat berjama’ah sekaligus sebagai lembaga pendidikan untuk anak-anak keluarga Maghribi yang hijrah dari Granada ke Demak. Langgar Wali ini merupakan cikal bakal dari Masjid Glagah Wangi Demak yang kini dikenal sebagai Masjid Agung Demak.
Menurut penjelasannya, Syekh Maulana Maghribi Demak memiliki enam orang anak, dua lahir di Granada dan yang empat lahir di Demak. Keenam anaknya yaitu; Abdullah Kahfani yang dikenal dengan Joko Tarub (lokasi makamnya di Tarub, Grobogan), Nyai Siti Solikhah yang dikenal dengan Ratu Lembah (lokasi makamnya ada di Bumi Pertapaan Ngandong di Argopiloso Muria Kudus), Hasan Ali Asror yang dikenal dengan Syekh Siti Jenar Demak (lokasi makamnya ada di Bumi Kepatihan Tembiring, Jogoloyo-Demak).
Sedangkan anak yang nomor empat dan lima masih dicari keberadaannya oleh AKA Hasan karena pelacakan hingga saat ini belum ditemukan. Selanjutnya anak yang keenam (ragil) bernama Syekh Maulana Muntolab Hasan al-Maghribi yang dikenal dengan sebutan Syekh Maulana Maghribi (lokasi makamnya ada di Ujungnegoro, Batang Jawa Tengah).
Syekh Maulana Maghribi Demak adalah pimpinan Wali Demak yang ditunjuk oleh Wikrama Wardhana (Raja Majapahit tahun 1389-1427 M) pada tahun 1404 M atas rekomendasi dari Sri Ratna Aji Pangkaja Parameshwara (Arya Damarwulan) yang saat itu menjadi Panglima Perang Majapahit dalam melawan Kerajaan Blambangan yang dipimpin Wirabumi (Minak Jinggo).
Dipilihnya Syekh Maulana Maghribi Demak yang tiada lain adalah ayah mertua Arya Damarwulan sebagai wujud kesetiaan Demak terhadap Majapahit sebelum terjadinya Perang Paregreg (1404-1406 M), karena Bhre Lasem saat itu ada dipihak Wirabumi. Maka Demak harus bersikap, apakah mengikuti Bhre Lasem atau mengikuti Majapahit (sebuah keputusan yang harus diambil sebelum terjadinya Perang Paregreg).
Akhirnya Syekh Maulana Maghribi dinyatakan resmi sebagai pimpinan tanah kewalian Demak, karena beliau mampu menyatukan para tokoh dari berbagai etnis yang ada di Demak maupun tokoh-tokoh yang ada di pesisir Pulau Jawa.
Para pendiri Dewan Walisongo yang menjadi murid-muridnya adalah tokoh yang mengikuti musyawarah para wali se-Jawa yang pertama tahun 1463 M/867 H maupun pada musyawarah para wali se-Jawa kedua tahun 1466 M/870 H yang kemudian menghasilkan kesepakan berdirinya Dewan Walisongo pada Hari Ahad Pon, tanggal 14 Dzul Hijjah 870 H atau bertepatan dengan tanggal 27 Juli 1466 M.
Pelaksanaan musyawarah para wali se-Jawa baik yang pertama maupun kedua diselenggarakan di Pesantren Glagah Wangi Demak milik Syekh Maulana Maghribi Demak yang kemudian dilanjutkan menantunya yang bernama Syekh Maulana Muhammad Abuddin al-Maghribi yang terkenal dengan sebutan Sunan Ampel Demak (lokasi makamnya ada di belakang Masjid Agung Demak dan sudah beralih fungsi menjadi bangunan penginapan yang menghadap ke timur) kira-kira berjarak sekitar 12-13 meter arah barat makam mertuanya (Syekh Maulana Maghribi Demak).
Syekh Maulana Maghribi Demak wafat pada hari Rabu Pon, tanggal 13 Rabiul Awal 861 H bertepatan dengan tanggal 9 Februari 1457 M di usia yang ke 131 tahun. Lokasi makam beliau berada di belakang Masjid Agung Demak bertuliskan Syekh Maulana Maghribi.
Pengirim: Rohmad Sholeh
11 bulan lalu
Ingin mengenal lebih jauh tentang syekh Maulana magribi, amalan apa yang beliau ajarkan, apa itu stinggil mohon pencerahan