Pekalongan, NU Online Demak
Hiruk pikuk hajatan 5 tahunan yakni pesta demokrasi Pemilihan Umum (Pemilu) baik legislatif maupun presiden yang bakal dihelat 14 Februari 2024 mengganggu bahkan merusak kesolidan organisasi Nahdlatul Ulama baik jamiyah maupun jamaahnya.
Rais Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah KH Ubaidullah Shodaqoh mengatakan, dirinya sering kali mendapat pertanyaan setiap menjelang Pemilu terutama pada pemilihan presiden, kemana warga NU atau Nahdliyin menjatuhkan pilihannya?
“Kita sering di hadapkan pada pertanyaan seperti itu. Padahal seandainya ada pengarahan ke mana pilihan dijatuhkan, belum tentu manut dan taat untuk satu pilihan. Di sinilah problem tentang 1 komando dan 1 barisan. Karena itu, yang paling ideal adalah netral,” ujarnya.
Hal itu disampaikan Kiai Ubaidullah pada acara upgrading pengurus dan kader Nahdlatul Ulama Kota Pekalongan sekaligus Haul ke-14 KH Gus Dur yang dihelat PCNU bersama Universitas Islam Negeri (UIN) KH Abdurrahman Wahid di Gedung Aswaja, Senin (18/12/2023) malam.
Lebih lanjut dikatakan, sikap NU telah tegas terkait dengan masalah pemilu. Bagi pengurus yang menjadi tim sukses wajib melepaskan baju NUnya sampai tugas menjadi tim sukses selesai. Menurutnya, sikap netral NU akan lebih maslahah dalam upaya merealisasikan program-program NU.
“Jadi seluruh pengurus NU di semua tingkatan harus fokus merealisasikan program-programnya. Jangan sampai terganggu oleh hajatan pemilu yang dilaksanakan dalam 5 tahun sekali,” tegasnya.
Menurutnya, banyak program-program NU yang bisa dilaksanakan. Misalnya, di bidang pertanian yang selama ini sudah dilakukan oleh PWNU Jateng dengan penanaman padi organik. Selain itu, masalah rob di kawasan pesisir pantai utara (Pantura) seperti di Pekalongan dan Demak.
“Kita harus peduli terhadap persoalan dan problem yang dihadapi warga. Harus didiskusikan untuk menjadi gerakan mencari solusi ke warga NU dengan melibatkan kalangan akademisi, para ahli, dan pemerhati masalah pertanian dan lingkungan,” ucapnya.
Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Pekalongan H Muhtarom menjelaskan, kegiatan upgrading pengurus dan kader yang berlangsung di Gedung Aswaja bukan dalam rangka mengkondisikan nahdliyin menghadapi Pemilu 2024.
“Ini murni pembekalan kader dan pengurus dalam berorganisasi punya kewajiban mempertahankan dan membumikan ajaran akidah ahlussunnah wal jamaah (aswaja) An-Nahdliyah di bumi pertiwi,” terangnya.
Mewakili PCNU, dirinya mengucapkan terima kasih Rais PWNU Jateng, kader penggerak, dan jajaran pengurus NU dari cabang hingga ranting khususnya kepada Rektor UIN KH Abdurrahman Wahid Prof H Zainal Mustaqim yang telah memfasilitasi acara upgrading. “Terima kasih atas dukungannya, ditunggu juga kerja sama lainnya,” pungkasnya.
Sumber: NU Online Jateng