Sabtu Pahing, 16 Nov 2024 / 14 Jumadil Awwal 1446 H
x
Banner

Raden Fatah, Raja Pertama Kerajaan Demak Bintoro Putra Brawijaya III

waktu baca 4 menit
Rohmad Sholeh
Sabtu, 23 Des 2023 06:41
0
2007

Demak-NU Online Demak

Raden Fatah adalah Raja pertama Kerajaan Demak Bintoro yang pelantikannya dilangsungkan bersama dengan Patih Mangkubumi (Perdana Menteri) Ronggo Toh Joyo, Panglima Perang Angkatan Laut  Laksamana Arya Damar, dan Panglima Perang Angkatan Darat Jendral Abdurrahman Teuku Baha.

Pelantikan dilakukan oleh Ketua Dewan Walisongo yang pertama, Sunan Bonang ke-1, yang bernama lengkap Syekh Maulana Abdullah Hasan Bakem al-Maghribi pada hari Jum’at Pon tanggal 14 Dzul Hijjah 879 H atau bertepatan dengan tanggal 21 April 1475 M seusai sholat Jum’at di Masjid Glagah Wangi Demak.

Demikian sebagaimana yang disampaikan oleh Ahmad Kastono Abdullah Hasan  (AKA Hasan), Peneliti Sejarah Kerajaan Demak Bintoro dan Walisongo, di Perumahan Bumi Wonosalam Asri Demak, Senin (17/12/2023).

Raden Fatah lahir di Majapahit pada tahun 1448 M, ayah Raden Fatah bernama Bhre Metahun atau Paduka Bhattara Ring Metahun Wijaya Parakrama Dyah Samara Wijaya sekaligus Bhre Kahuripan (Prabu Brawijaya III) yang menjadi raja di kerajaan Majapahit tahun 1453-1456 M.

Sedangkan ibu Raden Fatah anak dari Syekh Maulana Muhammad Khoiruddin Musa (Syekh Bentong) bin Syekh Maulana Hasanuddin Quro yang terkenal menjadi menantu Syekh Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik).

Jadi secara silsilah, ibu Raden Fatah bukan Siu Ban Ci yang menurut Babad dan Serat keturunan Cina, tetapi ibu Raden Fatah adalah Dewi Atiqoh keturunan Maghribi (Daulah An-Nashriyah) atau Bani Ahmar yang ada di Granada (Spanyol/Eropa), karena Dewi Atiqoh putrinya Syekh Bentong (Muhammad Khoiruddin Musa bin Syekh Hasanuddin Quro’) yang lokasi makamnya ada di Karawang (Jawa Barat).

Syekh Bentong dahulunya adalah saudagar kaya raya di Gresik, sehingga naskah Babad dan Serat menyebut Tan Go Hwat yang dibenturkan dengan nama Tionghoa, meskipun Syekh Bentong dan istrinya adalah keturunan Maghribi.

Ayah Raden Fatah adalah anak dari Brawijaya II yang menjadi raja di Majapahit tahun 1451-1453 M. Sedangkan ayah Raden Fatah disebut sebagai Brawijaya III yang menjadi raja di Majapahit tahun 1453-1456 M. Meskipun naskah Babad dan Serat menyembunyikan data diatas yang dianggapnya masa tahun 1453-1456 M sebagai masa kekosongan di Majapahit.

Kemudian pada tahun 1456 M, lanjutnya, terjadi kudeta kepada ayah Raden Fatah yang dilakukan oleh pamannya (adik ayahnya) yang tiada lain adalah mertuanya sendiri  (dari istri pertama), kemudian ayah Raden Fatah meninggalkan kerajaan Majapahit beserta seluruh keluarganya menuju Demak.

Dalam perjalanan ke Demak, ayah Raden Fatah beserta rombongan dikawal oleh Pasukan Bhayangkara yang dipimpin oleh Senopati Purowijoyo (makamnya berada di Margohayu, Karangawen, Demak) dan Senopati Kertoseno (makamnya berada di kompleks makam Bhayangkara Kelurahan Kalicilik, Demak).

Sesampainya di Demak dan beristirahat beberapa hari di Demak, kemudian ayah Raden Fatah dinasehati oleh pimpinan Wali Demak yang bernama Syekh Maulana Maghribi untuk berhijrah ke Palembang. Dalam perjalanan hijrah ke Palembang itu ayah Raden Fatah dan ibu Raden Fatah menggunakan kapal milik Arya Damar yang dikawal oleh santri-santri Glagah Wangi yang dipimpin oleh Syekh Maulana Ishaq.

Setelah menetap beberapa tahun di Palembang, Raden Fatah diminta oleh pimpinan Wali Demak untuk kembali ke Demak dan disekolahkan ke Majapahit bersama dengan Ronggo Toh Joyo yang memiliki nama santri Muhammad Zainal Abidin bin Hasan Ali Asror bin Syekh Mudhofar Malik Hasan al-Maghribi dan populer dalam dunia kependekaran bernama Mahesa Jenar (lokasi makamnya ada di Bumi Kepatihan Tembiring, Jogoloyo-Demak), selatan Masjid Agung Demak sekitar satu kilometer.

Raden Fatah memiliki 4 istri dan 12 anak. Istri pertama bernama Dewi Nurul Hasanah binti Rahmat Hidayatullah (Arya Damar) yang dinikahi tahun 1469 M dan mempunyai 5 anak, 2 perempuan dan 3 laki-laki.

Sedang istri yang kedua bernama Dewi Murtosimah binti Ali Rahmatullah (Sunan Ampel Surabaya) yang dinikahi tahun 1474 M dan mempunyai 4 anak, 2 laki-laki dan 2 perempuan. Dewi Murtosimah binti Ali Rahmatullah, ketika dinikah oleh Raden Fatah beliau berusia 32 tahun dan berstatus janda beranak satu yang sudah berumur 7 tahun. Anak tiri Raden Fatah tersebut, kemudian dinikah oleh Ainul Yaqin (Sunan Giri Gresik) pada tahun 1486 M.

Kemudian istri ketiga Raden Fatah  bernama Dewi Zulaikhah binti Senopati Muntolab (Telik Sandi, lokasi makamnya di Genggongan, Demak) dan mempunyai 3 anak perempuan semua.

Sedangkan istri ke-empat Raden Fatah bernama Dewi Ratih, dan pernikahan dengan Dewi Ratih ini tidak mempunyai anak.

Adapun nama-nama anak Raden Fatah yaitu: 1. Ratu Mas Nyawa (yang diperistri Adipati Palembang), 2. Muhammad Yunus (Adipati Unus), 3. Raden Surowiyoto (Pangeran Sekar Sedo Lepen),  4. Raden Trenggono, 5. Putri Pembayun, 6. Raden Muhammad Aminuddin (Adipati Pati), 7. Sunan Udung (Adipati Kudus), 8. Dewi Tunjung Biru (istri Syarifuddin Sa’id atau Syekh Jangkung bin Umar Said atau Sunan Muria ketiga), 9. Putri Kedaton (wafat saat masih gadis), 10. Putri Kembang Arum, 11. Putri Pandan Arum, dan 12. Putri Sekar Arum.

Raden Fatah menjadi Raja Kerajaan Demak Bintoro selama 43 tahun dari tahun 1475 M sampai 1518. Beliau wafat pada tanggal 17 Robi’ul Awwal 924 H dan bertepatan dengan Hari Jum’at Legi, tanggal  29 Maret 1518 M, dalam usia 70 tahun, dan makamnya berada di belakang Masjid Agung Demak (Jawa Tengah).

Pengirim: Rohmad Sholeh

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap lengkapi captcha sekali lagi.

LAINNYA
x