Sabtu Pahing, 16 Nov 2024 / 14 Jumadil Awwal 1446 H
x
Banner

Ketua PWNU Jateng: Hak Kesehatan, Pendidikan, Pekerjaan Layak Tanggung Jawab Pemerintah, NU Sifatnya Membantu

waktu baca 2 menit
Choerul Rozak
Selasa, 2 Jan 2024 07:51
0
346

Semarang, NU Online Demak
Rais Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jateng KH Ubaidullah Shodaqoh menegaskan untuk menjalankan riayatul umat, para pengurus dan warga NU harus bisa mandiri bergotong royong dengan para jamaah.

“Kekuasaan Allah SWT selalu menyertai para jamaah,” tegasnya dalam Halaqah Kesehatan yang diselenggarakan Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) PWNU Jateng di Pesantren Al-Itqon Bugen, Tlogosari, Kota Semarang, Sabtu (30/12/2023).

Kiai Ubaidullah mempertanyakan, apakah perbandingan jumlah dokter dan tenaga kesehatan yang ada dengan jumlah penduduk telah mencukupi? “Kalau belum mencukupi, maka ulama dan tokoh masyarakat harus ikut memikirkannya karena menyediakan dokter dan tenaga kesehatan merupakan fardlu kifayah,” ucapnya.

Kiai Ubaid, panggilan akrab Rais PWNU Jateng yang juga Pengasuh Pesantren Al-Itqon Kota Semarang menyampaikan agar badan otonom NU dan Lembaga-Lembaga NU dapat bersinergi.

“Tidak harus semua mendirikan fasilitas kesehatan. Yang sudah ada ini kita support terlebih dahulu. Bila perlu cabang-cabang arisan,” pintanya.

Ketua PWNU Jateng HM Muzamil menyampaikan, hak untuk mendapatkan kesehatan, pendidikan, dan pekerjaan yang layak ini harus dipenuhi oleh pemerintah. NU sebagai perkumpulan keagamaan dan kemasyarakatan sifatnya membantu.

“Jadi koordinasi dengan pemerintah ini perlu dilakukan. Apa yang bisa kita bantu dari ikhtiar yang dilakukan pemerintah,” kata Kiai Muzamil.

Menurutnya, karena sifatnya NU membantu pemerintah maka semampu NU dalam menjalankan program kemasyarakatan seperti pendidikan, perekonomian, dan kesehatan. “Jika pemerintah datang ke kantor NU maka kita sampaikan permasalahan yang ada di masyarakat, kemudian diharapkan jalan keluarnya ditindaklanjuti oleh pemerintah,” ucapnya.

Anggota Perhimpunan Dokter Nahdlatul Ulama (PDNU) dr Soetopo menjelaskan, pendirian Rumah Sakit (RS) merupakan padat modal dan padat masalah, karena yang dilayani orang.
“Ini harus dimenej sejak awal. Harus punya peta jalan membangun rumah sakit. Jangan hanya sekadar diskusi, melainkan juga tertulis dan ditandatangani,” ungkapnya.

Kunci sukses aswaja menurutnya, perlu diperhatikan analisis kelayakan, pemasaran,  keuangan, SDM, tanda tangan kontrak. “Perlu juga lembaga yang menghimpun permodalan. Selain itu perlu menjalin berhubungan dengan dinas kesehatan dan BPJS,” terangnya.

Dalam acara halaqoh yang dimoderatori Wakil Ketua PWNU KH Mandzur Labib tersebut  dilakukan penyerahan secara simbolis papan nama klinik NU Al-Musyafa Kendal oleh KH Muhlis Musyafa juga dilakukan serah terima badan hukum layanan oleh Rais PWNU Jateng KH Ubaidullah Shodaqoh kepada PCNU Batang, Kendal, dan Brebes

Sumber: NU Online Jateng

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap lengkapi captcha sekali lagi.

LAINNYA
x