Sabtu Pahing, 16 Nov 2024 / 14 Jumadil Awwal 1446 H
x
Banner

Laksamana Arya Damar, Peletak Dasar Kemaritiman Kerajaan Demak Bintoro

waktu baca 5 menit
Rohmad Sholeh
Rabu, 3 Jan 2024 09:35
0
947

Demak-NU Online Demak

Laksamana Arya Damar adalah peletak dasar kemaritiman di Kerajaan Demak Bintoro. Demikian disampaikan oleh Ahmad Kastono Abdullah (AKA) Hasan, peneliti Sejarah Kerajaan Demak Bintoro dan Walisongo, di Perumahan Bumi Wonosalam Asri Jogoloyo, Wonosalam, Demak, Ahad (31/12/2023).

Orang tua Arya Damar  berasal dari Suku Hui (Tionghoa) dan bermarga Liang. Orang tua Arya Damar berlayar ke Jawa bersama Laksamana Cheng Ho dan Ma Huan. Ayah Arya Damar merupakan sahabat dan juga orang kepercayaan Laksamana Cheng Ho dan Ma Huan dalam misi perdagangan antara Tionghoa dan Majapahit. Ayah Arya Damar menetap di Palembang sekitar tahun 1415 M.

Ayah Arya Damar merupakan saudagar antar pulau khususnya dari Palembang ke Jawa yang menyuplai logistik ke pesantren2 yang ada di Pesisir Pulau Jawa terutama pesantren di Karawang (Hasanuddin Quro’), Cirebon (Datuk Kahfi), Ujung Negoro Batang (Syekh Muntholab Hasan), Semarang (Muhammad Ja’far Hasan), Demak (ada Pesantren Bonang, Boyolangu, Glagah Wangi), Tedunan (Syekh Abdurrahman Kalimalang), Lasem (Syekh Ali Maimun) dan di Tuban (Ibrahim Asmoroqondi).

“Arya Damar meneruskan usaha pelayaran perniagaan ayahnya sejak tahun 1447 M, saat berusia 21 tahun,” urai AKA Hasan.

Arya Damar, lanjut AKA Hasan, lahir di Palembang pada tahun 1426 M, kemudian pada tahun 1449 M Arya Damar menikah dengan gadis Palembang. Pada tahun 1450 M, Arya Damar dan istrinya berlayar ke Jawa dan tinggal di Glagah Wangi Demak. Ketika tinggal di Glagah Wangi Demak Arya Damar diberi nama santri Rahmat Hidayatullah.

Istri Arya Damar yang pertama yang berasal dari Palembang beberapa saat setelah tinngal di Glagah Wangi Demak kemudian meninggal dunia usai melahirkan bayi pertamanya (perempuan), jenazahnya dimakamkan di pojok Pendopo Kabupaten Demak pada awal tahun 1451 M.

Anak Arya Damar yang masih bayi kemudian dirawat oleh Dewi Saroh, Guru Ngaji Pesantren Glagah Wangi, yang diperistri oleh Syekh Maulana Ishaq pada tahun 1448 M. Sykeh Maulana Ishaq adalah Muhajirin dari Blambangan Banyuwangi dari tahun 1447 M dan kemudian tinggal di Blambangan Demak.

AKA Hasan melanjutkan, pada tahun 1451 M, Arya Damar dinikahkan dengan anak pertama Syekh Maulana Ishaq yang bernama Dewi Khoirun Nisa’. Saat itu Arya Damar berusia 25 tahun dan Dewi Khoirun Nisa’ berusia 17 tahun.

Arya Damar mendapat tugas dari Dewan Wali Demak untuk mengantarkan para santri Demak untuk belajar di Majapahit khususnya Raden Fatah dan Ronggo Toh Joyo. Keduanya dibawah asuhan Sunan Ampel Surabaya.

Arya Damar adalah salah satu tokoh saksi terbentuknya Dewan Walisongo yang menjadi organisasi Dakwah Islam pertama di Jawa yang merupakan hasil musyawarah para wali se-Jawa di Glagah Wangi Demak (11-14 Dzul Hijjah 870 H atau tanggal 24-27 Juli 1466 M), sehingga Dewan Walisongo tersebut diumumkan pendiriannya pada hari Ahad Pon, tanggal 14 Dzul Hijjah 870 H/ 27 Juli 1466 M.

Selain itu Arya Damar juga saksi terbentuknya Kerajaan Demak Bintoro dari hasil Sidang Akbar Dewan Walisongo pada tanggal 11-14 Dzul Hijjah 879 H /18-21 April 1475 M yang kemudian diumumkan berdirinya kerajaan Demak Bintoro pada hari Jum’at Pon, tanggal 14 Dzul Hijjah 879 H atau tanggal 21 April 1475 M.

AKA Hasan menjelaskan, Arya Damar ditunjuk menjadi Panglima Perang Angkatan Laut Kerajaan Demak Bintoro yang pertama dan dilantik bersama Raja Demak Bintoro yang pertama (Raden Fatah), Patih Mangkubumi (Perdana Menteri) yang pertama (Ronggo Toh Joyo), dan Panglima Perang Angkatan Darat Kerajaan Demak Bintoro yang pertama (Jendral Abdurrahman Teuku Baha).

 

Pelantikan keempat tokoh tersebut dilaksanakan pada hari Jum’at Pon, tanggal 14 Dzul Hijjah 879 H atau tanggal 21 April 1475 M seusai sholat Jum’at yang dipimpin oleh Ketua Dewan Walisongo pertama yang dijabat oleh Sunan Bonang Demak ke-1 yang bernama Syekh Maulana Abdullah Hasan Bakem al-Maghribi (lokasi makam di Desa Tridonorejo, Bonang, Demak).

Arya Damar ketika ditunjuk menjadi Panglima Perang Angkatan Laut Kerajaan Demak Bintoro, kemudian langsung membentuk 15 Devisi Pertahanan Kelautan yang telah disiapkan dari tahun 1466-1475 M.

Arya Damar menjadi Panglima Angkatan Laut Kerajaan Demak Bintoro selama 21 tahun, yaitu dari tahun 1475-1496 M.

Arya Damar mengundurkan diri dari Panglima Perang Angkatan Laut kerajaan Demak Bintoro pada tahun 1496 M setelah istri keduanya yang bernama Dewi Khorun Nisa’ wafat (setelah 45 tahun mendampingi hidupnya). Lokasi makam Dewi Khoirun Nisa’ binti Syekh Maulana Ishaq berada di sebelah timur makam istri pertama Arya Damar di pojok Pendopo Kabupaten Demak.

AKA Hasan menambahkan, Arya Damar mempunyai 4 anak, anak pertama dari istri pertama (perempuan) yang kemudian diperistri oleh Laksamana Abdurrahman Singkil (Panglima Perang Angkatan Laut Kerajaan Demak Bintoro yang kedua) menggantikan Arya Damar dari tahun 1496-1536 M (selama 40 tahun).

Anak pertama dari istri kedua yang bernama Dewi Nurul Hasanah diperistri oleh Raden Fatah (istri pertama) yang dinikahi tahun 1469 M. Anak kedua Arya Damar (laki-laki) bernama Muhammad Husein yang kemudian menjadi Pecat Tanda (Menteri Sekretaris Kerajaan) di Kerajaan Demak Bintoro yang kemudian dikenal dengan sebutan Kyai Jebat.

Selanjutnya anak ketiga Arya Damar dari istri kedua adalah perempuan yang dinikahi oleh Syekh Abdullah Mughni yang populer disebut Kyai Mughni. Kyai Mughni adalah pejabat Kerajaan Demak Bintoro bagian pengumpul keuangan negara (Menteri Keuangan).

Arya Damar dengan istri ketiganya tidak memiliki anak karena saat dinikahinya sudah berusia lebih dari 50 tahun dan Arya Damar saat menikah dengan istri ketiganya sudah berumur 70 tahun lebih.

“Arya Damar wafat pada tanggal 9 Robi’ul Awwal (di tahun 1514 M) dalam usia sekitar 89 tahun. Lokasi makamnya ada di pojok Pendopo Kabupaten Demak dengan julukan Kyai Palembang. Beliau dimakamkan bersama ketiga istrinya di tempat tersebut yang dahulunya adalah rumah miliknya dan seluruh bangunan Pendopo Kabupaten Demak (saat ini) hingga ke barat dahulunya juga merupakan rumah milik Arya Damar dan keluarganya,” pungkas AKA Hasan

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap lengkapi captcha sekali lagi.

LAINNYA
x