Wonosalam-NU Online Demak
Upaya mitigasi bencana longsor merupakan tindakan yang harus diketahui dan dilakukan oleh masyarakat khususnya yang tinggal di daerah rawan longsor. Mitigasi adalah upaya untuk mengurangi resiko bencana jika terjadi sewaktu-waktu.
Melansir dari situs tunashijau.id, bencana longsor terus meningkat. Sekitar 40,9 juta jiwa masyarakat Indonesia terpapar dari ancaman sedang hingga tinggi dari longsor. Tanda-tanda utama terjadi tanah longsor diantaranya munculnya retakan pada tebing, munculnya air tanah secara tiba-tiba, air sumur disekitar tebing menjadi keruh, dan adanya longsoran batu-batu kecil.
Organisasi Pendidikan dan Lingkungan Hidup, Tunas Hijau bekerjasama dengan Kantor Kemenag Demak mengadakan Webinar Nasional seri #172 “Mitigasi Bencana Longsor” pada Sabtu, 20 Januari 2024 melalui aplikasi Zoom dan Youtube. Narasumber kegiatan antara lain Dr. Andrin Tohari, Dr. Eng Guruh Samodra, S.Si., M.Sc., dan Prof. Adjie Pamungkas ST. M.Dev.plg, P.hD.
MA Miftahussalam turut hadir mengikuti acara webinar. Sesuai amanah surat undangan dari Kemenag Demak, ada 2 dewan guru dan 15 peserta didik yang hadir di ruang komputer madrasah menyimak materi yang disampaikan narasumber.
Kepala madrasah, Parsidi mengatakan pentingnya pemahaman tentang kebencanaan kepada masyarakat. Meskipun kita hidup tidak di daerah bencana, tapi tentunya kita tetap perlu waspada.
“Pendidikan lingkungan hidup dan kebencanaan sangat penting disampaikan kepada masyarakat, khususnya peserta didik untuk mengantisipasi atau menghindari resiko ketika berada di daerah rawan bencana,” ucapnya.
Lebih lanjut, Parsidi menegaskan komitmennya untuk mendukung program pemerintah maupun organisasi masyarakat yang peduli dengan lingkungan. Hal itu untuk menjaga kelestarian alam dan kesehatan masyarakat.
Pengirim: Rofik/Red