Sabtu Pahing, 16 Nov 2024 / 14 Jumadil Awwal 1446 H
x
Banner

Tangani Ancaman Leptospirosis, Dinkes Demak Lakukan Berbagai Langkah Pencegahan Dan Pengendalian

waktu baca 3 menit
Samsul Maarif
Rabu, 24 Jan 2024 07:30
0
346

Demak, NU Online Demak

Masyarakat Kabupaten Demak harus mewaspadai penyakit leptospirosis yang bisa menimbulkan kematian. Penyakit ini berasal dari bakteri yang dibawa oleh hewan, terutama tikus, melalui air kencing mereka. Jika manusia terkena air kencing hewan yang terinfeksi, mereka bisa mengalami gejala seperti demam, sakit kepala, mual, dan bahkan kematian.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Demak tidak tinggal diam menghadapi ancaman ini. Mereka melakukan berbagai langkah pencegahan dan pengendalian, seperti sosialisasi, deteksi dini, dan kerjasama lintas sektor. Hal ini diungkapkan oleh Sub koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinkes Kab Demak, Tri Handayani, setelah mengadakan rapat koordinasi dengan kelompok kerja (Pokja) pencegahan zoonosis di Demak, Senin (22/1).

“Kami menghimbau masyarakat Demak untuk selalu menjaga kebersihan dan waspada terhadap leptospirosis. Kami juga mengajak semua pihak untuk bersama-sama mengatasi masalah zoonosis ini,” ujar Tri Handayani.

Ia menjelaskan, salah satu penyebab tingginya kasus leptospirosis di Demak adalah keterlambatan pengobatan. Banyak pasien yang baru dibawa ke rumah sakit (RS) setelah kondisinya sudah kritis. Oleh karena itu, Dinkes Demak akan meningkatkan sosialisasi ke masyarakat agar bisa mengenali dan mengantisipasi gejala leptospirosis.

“Kami juga akan mengadakan ceramah klinis dan memperkuat deteksi dini di fasilitas kesehatan. Kami berharap masyarakat bisa segera mendapatkan penanganan yang tepat jika terkena leptospirosis,” tuturnya.

Data Dinkes Demak menunjukkan, jumlah pasien yang terkena leptospirosis dari tahun ke tahun bervariasi. Pada tahun 2021, ada 28 pasien yang meninggal 5 orang. Pada tahun 2022, ada 42 pasien yang meninggal 12 orang. Pada tahun 2023, ada 53 pasien yang meninggal 6 orang. Dari hasil penyelidikan epidemiologi, diketahui bahwa 56% kasus leptospirosis disebabkan oleh adanya tikus di rumah, dan 29,4% kasus terjadi pada petani atau buruh tani yang bersentuhan dengan tikus.

Untuk mengatasi masalah ini, Dinkes Demak bekerja sama dengan berbagai instansi terkait, seperti Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pertanian, Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang, Dinas Komunikasi dan Informatika, dan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Demak. Mereka memberikan masukan dan saran dalam rapat koordinasi yang digelar oleh Dinkes Demak.

“Dinas Lingkungan Hidup akan melakukan pembersihan sungai secara berkelanjutan. Dinas Pertanian akan melakukan pemantauan kandang dan hewan. Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang akan melakukan sosialisasi secara massif. Dinas Komunikasi dan Informatika akan memberikan ruang untuk sosialisasi di radio RSKW. FPRB Demak akan melakukan mitigasi dengan melakukan sosialisasi ke murid sekolah, bimbingan teknis ke relawan, dan pembersihan sungai,” papar Tri Handayani.

Ia berharap, dengan adanya kerjasama dan sinergi dari semua pihak, penyakit leptospirosis bisa dicegah dan dikendalikan di Kabupaten Demak. Ia juga mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada dan senantiasa menjaga kesehatan.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung upaya kami dalam menangani zoonosis ini. Kami juga mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga kebersihan dan cuci tangan menggunakan sabun dan air bersih. Semoga kita semua sehat dan terhindar dari penyakit,” pungkasnya.

Kontributor: Samsul Maarif/Red

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap lengkapi captcha sekali lagi.

LAINNYA
x