NU Online Demak
Diantara malam paling mulia dalam Islam adalah Malam Nisfu Sya’ban, dimana malam mulia itu jatuh pada pada Sabtu malam Ahad, 24 Februari 2024.
Melangsir dari sumber Terjemah Kitab Durrotun Nashihin diantara kemuliaan bulan Sya’ban yaitu Allah membuka pintu rahmat dan ampunan seluas-luasnya. Sebagaimana Sayyid Muhammad bin ‘Alawi Al-Maliki menyatakan bahwa terdapat banyak kemuliaan dimalam Nisfu Sya’ban, di antaranya Allah swt akan mengampuni dosa orang yang minta ampunan pada malam itu, mengasihi orang yang minta kasih, menjawab do’a orang yang meminta, melapangkan penderitaan orang susah, dan membebaskan sekelompok orang dari neraka.
Hal tersebut senada dengan hadist Nabi Muhammad Saw: “Apabila tiba malam Nisfu Sya’ban, maka malaikat berseru menyampaikan dari Allah, “Adakah orang yang memohon ampun maka aku ampuni. Adakah orang yang meminta sesuatu maka aku berikan permintaannya” (HR al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman).
Malam Nisfu Sya’ban memiliki banyak nama, dimana nama-nama tersebut terdapat kemuliaan yang berbeda. Melansir dari sumber NU Online Al-Hafiz al-Muhaddits Syekh Salim as-Sanhuri dalam salah satu kitabnya menjelaskan bahwa pada malam pertengahan bulan Sya’ban terdapat sepuluh nama agung. Berikut nama-nama tersebut:
Pertama Mubarakah (malam yang diberkahi)
Allah memerintahkan para malaikat untuk turun ke langit dunia dan menebar kebaikan pada manusia pada malam pertengahan bulan Sya’ban. Pada malam itu, jarak antara manusia dengan para malaikat sangat dekat. Kedekatan itu menjadi keberkahan tersendiri yang hanya diberikan kepada umat Nabi Muhammad Saw.
Kedua Qismah wa at-Takdir (malam pembagian takdir)
Para malaikat turun untuk membagi keberkahan dan kebaikan serta untuk menentukan takdir kepada semua manusia, mulai dari rezeki, jodoh, mulia, hina, pangkat, dan yang lainnya pada malam Nisfu Sya’ban. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Atha’ bin Yasar, Rasulullah saw bersabda
Artinya: “Apabila telah datang malam pertengahan bulan Sya’ban maka diserahkan kepada malaikat maut sebuah catatan. Maka dikatakan, cabutlah pada tahun ini, nama yang ada dalam catatan itu, karena sungguh seorang hamba akan menanam tanaman, akan menikahi wanita, membangun rumah, sedangkan namanya ada dalam catatan itu dan dia tidak tahu”.
Ketiga At-Takfir (malam penghapusan dosa)
pada malam tersebut Allah mengampuni semua dosa-dosa hamba-Nya selama satu tahun, terhitung sejak malam tersebut hingga malam pertengahan bulan Sya’ban selanjutnya. Dalam riwayat Ahmad bin Nadlar melalui jalur Sayyidina Mu’ad bin Jabar, Rasulullah bersabda:
Artinya: “Allah Swt melihat kepada semua makhluk-Nya pada malam pertengahan bulan Sya’ban, maka Dia memberi ampunan pada semua makhluk-Nya kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan (dengan saudaranya)”.
Keempat Al- Ijabah (malam diterimanya doa)
Keistimewaan malam pertengahan bulan Sya’ban diantaranya adalah diterimanya semua doa yang dipanjatkan oleh hamba-Nya. Hal itu sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits riwayat al-Baihaqi, Rasulullah saw bersabda:
Artinya: “(Terdapat) lima malam, di mana doa tidak ditolak di dalamnya, yaitu: malam Jumat, malam pertama dari bulan Rajab, malam pertengahan bulan Sya’ban, dan dua malam hari raya”.
Kelima Al Hayat (malam kehidupan)
Orang yang beribadah kepada Allah pada malam pertengahan bulan Sya’ban, maka Dia tidak akan mematikan hati hamba-Nya ketika hati semua manusia mati. Artinya, ketika semua makhluk senang akan dunia dan lupa akan akhirat, maka Allah tidak akan membiarkan orang yang beribadah pada malam tersebut turut terlena dengan dunia. Selain itu, terdapat sebuah riwayat dari Ishaq bin Rahwaih dengan sanadnya dari Wahab bin Munabbih yang menyebutkan bahwa pada malam tersebut tidak ada orang yang meninggal.
Sebagaimana sabda Rasulullah Saw dalam hadits, Artinya: “Jika malam pertengahan bulan Sya’ban telah datang, maka tidak akan ada seorang pun yang mati, mulai dari ujung timur hingga ujung barat, karena sibuknya malaikat pencabut nyawa dengan menerima catatan-catatan (makhluk) dari Tuhan semesta alam”.
Keenam Hari raya malaikat
Jika manusia memiliki dua hari raya agung yang selalu dirayakan dalam setiap tahunnya, yaitu hari raya Idul Fitri dan hari raya Idul Adha, maka para malaikat juga memiliki dua hari raya yang selalu mereka rayakan dalam setiap tahunnya, yaitu malam pertengahan bulan Sya’ban dan malam Lailatul Qadar.
Ketujuh Malam syafaat
Menurut Al-Hafiz Syekh Salim as-Sanhuri, pada malam pertengahan bulan Sya’ban menjadi malam sempurnanya syafaat. Hal itu dimulai sejak tanggal 13 bulan Sya’ban, Rasulullah ditanya perihal syafaatnya yang akan diberikan kepada umatnya, saat itu ia menjawab hanya akan memberikan sepertiga kepada mereka.
Kedelapan Al-‘itqu (Malam kemerdekaan)
Disebut malam kemerdekaan karena pada malam itu diangkatnya separuh umat Nabi Muhammad dari neraka. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits riwayat Sayyidah Aisyah, Rasululah bersabda:
Artinya: “Diriwayatkan, sungguh Nabi Muhammad sedang duduk pada suatu malam (Nisfu Sya’ban), maka datang kepadanya malaikat Jibril. Ia berkata “Sungguh Allah telah memerdekakan dari neraka separuh umatmu”.
Kesembilan Al-Baraah (malam pembebasan)
Pada malam itu Allah mecatat kebebasan bagi hamba-hamba-Nya yang beriman dari neraka, baik yang taat atau ahli maksiat. Maka, di saat yang bersamaan Allah berkata kepada mereka yang taat
Artinya: “Aku (Allah) telah menepati janji (kebenaran). Dan engkau telah menjalankan ketentuan seorang hamba, maka ambillah kebebasan dari neraka”.
Tidak hanya kepada orang beriman yang taat, Allah juga memberikan pembebasan kepada orang mukmin yang masih sering melakukan maksiat. Saat itu Dia berkata kepada mereka, “Aku (Allah) telah memberikan keringanan kepada kalian semua, sebab kalian tidak menjalankan hak-hak dan ketentuan seorang hamba, maka hakmu adalah siksa, namun (dengan malam nisfu Sya’ban), ambillah kebebasanmu dari neraka”.
Kesepuluh Al-Jaizah (malam hadiah)
Disebut Al-Jaizah karena malam mulia ini hanya diberikan kepada umat Nabi Muhammad, tidak bagi umat nabi-nabi sebelumnya. Oleh karenanya, malam tersebut merupakan hadiah langsung dari Allah secara khusus kepada umat Nabi Muhammad Saw.
Kontributor: Ika Fitriani/Red