NU Online Demak
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf mengatakan bahwa dalam rangka penentuan awal Ramadhan 1445 H, Tim Rukyatul Hilal PBNU yang berada di bawah koordinasi Lembaga Falakiyah PBNU pada Ahad, 29 Sya’ban 1445 H atau 10 Maret 2024 M, telah melakukan rukyatul hilal bil fi’li di sekitar 60 lokasi yang telah ditentukan di seluruh Indonesia dengan 38 titik yang telah melaporkan.
PBNU Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melalui Lembaga Falakiyah (LF) PBNU akhirnya mengikhbarkan awal Ramadhan 1445 H jatuh pada lusa, Selasa, 12 Maret 2024. Ikhbar tersebut didasarkan atas hasil rukyatul hilal pada Ahad (10/3/2024) petang di sejumlah tempat.
Disepanjang jalan sudah terdapat spanduk, baliho yang bertuliskan “Marhaban ya Ramadhan”, yang artinya selamat datang bulan suci Ramadhan. Sesuai dengan perintah ajaran agama Islam dimana ketika Ramadhan tiba maka sambutlah dengan riang gembira.
Mengutip dari sumber terjemah kitab Durrotun Nasihin halaman 20 dalam hadits disebutkan yang Artinya “Barangsiapa bergembira dengan masuknya bulan Ramadhan, maka Allah akan mengharamkan jasadnya masuk neraka.
Umat muslim akan mendapatkan ganjaran pahala jika berdoa dengan hati yang ikhlas dan gembira saat menyambut kedatangan bulan penuh berkah, rahmat dan ampunan.
Bulan Ramadhan adalah bulan suci yang benar-benar penuh dengan berkah dan keutamaan, bulan yang sangat diistimewakan oleh Allah SWT. Di dalamnya terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan, di dalamnya penuh dengan rahmat, ampunan dan pembebasan dari api neraka, bulan yang dirindukan kedatangannya dan ditangisi kepergiannya oleh orang- orang yang shalih. Pada bulan Ramadhan inilah kaum muslim seharusnya melakukan pengembaraan ruhani dengan mengekang nafsu syahwat dan mengisi dengan amal-amal yang mulia. Semua itu merupakan momen dan sekaligus sarana yang baik untuk mencapai puncak ketaqwaan kepada Allah SWT. Dosa dan kekhilafan juga merupakan sasaran yang akan kita hapuskan dalam bulan suci Ramadhan ini.
Untuk mencapai kesempurnaan ibadah di dalamnya, kita perlu mempersipakn bekal untuk menyambut bulan Ramadhan diantaranya :
Pertama Menyambut Ramadhan dengan kegembiraan dan kebahagiaan. Yahya bin Abi Katsir meriwayatkan bahwa orang-orang salaf terdahulu selalu mengucapkan doa: “Allaahumma baariklanaa fii rajabawa sya’baana, wa ballighnaa ramadhaana”
Artinya : Ya Allah berkahi kami di bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikan (usia) kami berjumpa Ramadhan
Kedua Pengetahuan yang dalam. Dalam menjalankan ibadah puasa ada rukun, syarat aturan yang harus dipenuhi agar sah dan sempurna. Sesuatu yang menjadi prasyarat ibadah wajib, maka kita wajib memenuhi dan mempelajarinya.
Ilmu tentang ketentuan puasa atau yang sering disebut dengan fiqih puasa merupakan hal yang wajib dipelajari oleh setiap Muslim, minimal tentang hal-hal yang menjadi sah dan tidaknya puasa. Pengetahuan yang utuh tentang bulan Ramadhan akan menghindarkan kita dari kesalahan-kesalahan yang bisa merusak bahkan membatalkan ibadah Ramadhan.
Ketiga Doa. Bulan Ramadhan selain merupakan bulan karunia dan kenikmatan beribadah, juga merupakan bulan tantangan. Tantangan menahan nafsu untuk berbuat jahat, tantangan untuk menggapai kemuliaan malam Lailatul Qadar dan tantangan-tantangan lainnya. Keterbatasan manusia mengharuskannya untuk selalu berdoa agar optimis melalui bulan Ramadhan.
Keempat Tekad dan perencanaan (planning) yang matang. Orang-orang saleh terdahulu selalu merencanakan mengisi bulan Ramadhan dengan cermat dan optimis. Misalnya berapa kali dia akan mengkhatamkan membaca Al-Quran, berapa kali shalat malam, berapa banyak akan bersedekah dan memberi makan orang berpuasa, berapa kali menghadiri pengajian dan membaca buku agama.
Kelima Persiapan ruh dan jasad. Rasulullah Saw dan orang-orang shaleh tidak pernah menyia-nyiakan keutamaan Ramadhan sedikitpun. Rasulullah dan para sahabat memperbanyak puasa dan bersedekah pada bulan Sya’ban sebagai latihan sekaligus tanda kegembiraan menyambut datangnya Ramadhan.
Dengan mengondisikan diri pada bulan Sya’ban untuk berpuasa, bersedekah dan memperbanyak ibadah, kondisi ruhiyah akan meningkat, dan tubuh akan terlatih berpuasa. Maka ketika memasuki bulan Ramadhan, kondisi ruh dan iman telah membaik, yang selanjutnya dapat langsung menyambut bulan Ramadhan yang mulia dengan amal dan kegiatan yang dianjurkan.
Keenam Persiapan materi. Kemudian yang harus kita perhatikan menyongsong bulan Ramadhan adalah persiapan finansial atau materi. Persiapan materi di sini tidak dimaksudkan untuk membeli kebutuhan berbuka dan sahur yang mewah dan mahal bahkan kadang terkesan berlebihan. Tapi finansial yang ditujukan untuk menopang ibadah sedekah dan infak kita.
Bulan Ramadhan merupakan bulan muwaasah (bulan santunan, pelipur lara). Sangat dianjurkan memberi santunan kepada orang lain, betapapun kecilnya. Pahala yang sangat besar akan didapat manakala ia memberi kepada orang lain yang berpuasa, sekalipun sekedar sebiji kurma dan seteguk air.
Penulis: Ika Fitriani (Dosen IAIN Kudus)