Sabtu Pahing, 16 Nov 2024 / 14 Jumadil Awwal 1446 H
x
Banner

Sambut Ramadhan, Warga Dukuh Ngangkrang Tempuran Gelar Arwah Jama’ dan Pengajian

waktu baca 2 menit
Ika Fitriani
Rabu, 13 Mar 2024 10:54
0
1144

DemakNU Online Demak

Kabupaten Demak salah satu kota tua di Jawa Tengah, yang terkenal sebagai cikal bakal perkembangan Islam di Nusantara memiliki satu tradisi yang diberi nama Arwah Jama’. Tradisi sejak masa Sunan Kalijaga tersebut dilestarikan secara turun temurun sampai sekarang. Tradisi Arwah Jama’ yakni pembacaan doa untuk orang tua maupun sanak saudara serta leluhur yang sudah meninggal.

Tradisi sejak masa Sunan Kalijaga tersebut dilestarikan secara turun temurun sampai sekarang. Tradisi Arwah Jama’ yakni pembacaan doa untuk orang tua maupun sanak saudara serta leluhur yang sudah meninggal. Doa akan dibacakan bersama sama menjelang datangnya bulan Ramadhan maupun sepuluh hari terakhir pada malam ganjil puasa Ramadhan.

Seperti yang dilakukan masyarakat Dukuh Ngangkrang Desa Tempuran Demak. Menyambut datangnya bulan suci Ramadhan 1445 H, menggelar Arwah Jama’ dan  pengajian bersama bertempat di Masjid Jami’ Al Furqon  dengan menghadirkan Mubalighoh Ibu Nyai Hj. Vivi Khafidoh, pada Rabu (06/03/2024).

Dalam kesempatan tersebut, Salafus Sholichin selaku ketua panitia menyampaikan acara arwah jamak ini merupakan acara rutinan tiap tahun dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan dengan dibarengi pengajian.

“Rangkaian acara diawali dengan khataman Al-Qur’an oleh para Hafidhoh kemudian pembacaan arwah dan malamnya pengajian,” imbuhnya.

Sholichin menambahkan Semoga dengan terselenggarakannya arwah jama’ dan pengajian ini mampu mempererat tali persaudaraan masyarakat dukuh Ngangkrang.

Mengawali tausiyahnya, Ibu Nyai Vivi menyampaikan diantara hikmah arwah jama’ adalah lil istighfar (memohonkan maaf).

Amalan arwah jama’ yang sudah mentradisi di lingkungan Nahdliyin ini harus dilestarikan, lanjut Bu Nyai Vivi, karena amalan ini bagian dari pelaksanaan ajaran berbuat baik kepada orang tua atau birrul walidain.

Birrul walidain itu tidak mengenal putus waktu, berbuat baik kepada orang tua harus dilakukan oleh anak baik saat orang tua masih hidup atau ketika sudah meninggal,” Ungkap Bu Nyai Vivi

“Semua amalan manusia akan terputus ketika sudah meninggal, kecuali 3 perkara yaitu,  sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholeh yang mendoakannya” imbuh Bu Nyai asal Kudus tersebut.

Menuurutnya, Bapak/Ibu mari kita bekali putra putri kita dengan ilmu agama, lebih-lebih ada yang bisa hafal Al-Qur’an. Karena kalau dibekali harta akan habis tapi jika dibekali ilmu itu akan memberikan pertolongan buat kita kelak diakhirat

Lebih lanjut Bu Nyai Vivi menambahkan dalam menyambut bulan suci Ramadahan jangan lupa memperbanyak membaca Al-Qur’an, karena dengan membaca Al-Qur’an akan memberikan syafa’at.

Kontributor: Ika/Red

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap lengkapi captcha sekali lagi.

LAINNYA
x