NU Online Demak
ikisahkan, dahulu ada seorang ulama besar yang sering dipanggil dengan panggilan ‘Imam Asy-Syibli’. Pada suatu hari, Imam Asy-Syibli mengadakan perjalanan jauh bersama beberapa muridnya untuk berdakwah, dan setelah menempuh waktu yang cukup lama dan jarak yang cukup jauh tiba-tiba Imam Asy-Syibli dan murid-muridnya dikagetkan oleh sekawanan perampok yang meghadang yang kemudian membawanya menghadap pimpinan rampok.
Ketika itu tampak di hadapan pimpinan rampok berderet aneka makanan yang siap saji, lalu pimpinan rampok mempersilahkan kepada anak buahnya untuk makan hidangan yang tersedia sedangkan dirinya tidak ikut makan. Sewaktu Imam Asy-Syibli bertanya “mengapa engkau tidak ikut makan?”, jawabnya “saya sedang berpuasa”.
Imam Asy-Syibli terkejut dan penasaran dengan jawaban pimpinan rampok, “engkau adalah seorang perampok, tapi mengapa engkau berpuasa?”, “saya juga manusia seperti kalian yang takut dengan api neraka dan saya juga berharap kelak bisa hidup di surga, oleh karena itu saya berpuasa”, jawabnya penuh haru.
Sungguh, puasa merupakan benteng api neraka bagi para pelakunya seperti benteng di laga perang yang dapat melindungi pasukan perang dari serangan musuh.
Hadits nabi:
Artinya:
Puasa merupakan benteng dari neraka seperti benteng salah satu dari kalian dari perang selagi benteng tersebut tidak dibakar dengan kebohongan dan ghibah. (HR Ahmad, Nasa’i dan Ibnu Majah)
Penulis: H Ahmad Niam Syukri Masruri
Sumber: NU Online Jateng