NU Online Demak
Dikisahkan, dahulu ada seorang Lelaki Majusi (penyembah api) yang mengajak anaknya belanja ke pasar dan ketika itu adalah Bulan Ramadhan yang mana orang-orang Islam sedang menjalankan ibadah puasa.
Di sela kesibukan bapaknya, si anak majusi itu makan di tengah hiruk pikuknya orang-orang yang sedang melakukan jual beli. Makan di siang hari bagi anak majusi adalah hal biasa, tapi tidak demikian bagi bapaknya, karena yang seperti itu dianggap tidak menghormati orang yang sedang berpuasa.
Lelaki Majusi yang melihat anaknya makan di tengah pasar lalu menghalaunya dan memarahi agar anaknya menghentikan makannya untuk menghormat orang yang sedang berpuasa.
Singkat cerita, lelaki Majusi itu mati, lalu di malam harinya ada seorang ulama yang bermimpi melihat lelaki Majusi itu berada di surga dan ketika ditanyakan perihalnya, lelaki Majusi itu menjawab “saya telah mendapatkan hidayah sebelum kematianku, dan dengan hidayah itu saya ditempatkan oleh Allah di surga-Nya.”
Kalau menghormat orang yang berpuasa saja mendapatkan hidayah hingga diganjar masuk surga, tentu yang menjalankan puasa akan mendapatkan yang lebih dari itu. Allah berfirman dalam Hadits Qudsi “Sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya”.
Hadits Qudsi:
Artinya:
Dari Abu Hurairah radliyallahu anhu berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, Bahwa Allah SWT. berfirman, ‘Seluruh ibadah anak Adam untuk dirinya kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya. (HR Bukhari dan Muslim)
Penulis: H Ahmad Niam Syukri Masruri
Sumber: NU Online Jateng