Karangawen–NU Online Demak
Warga NU dan masyarakat umum di Dusun Bengkah Desa Wonosekar Kecamatan Karangawen, Kabupaten Demak menyelenggarakan haul simbah KH Abdullah Dimyathi dan KH Dzanuri, ulama yang berhasil menjalankan dakwah Islam di wilayah kawasan bekas kesultanan Bintoro Demak bagian selatan, tepatnya daerah Bengkah Wonosekar.
Kiai Aula Ulil Azmi mewakili dzuriyah almarhum KH Abdullah Dimyathi dan KH Dzanuri dalam sambutanya menyampaikan ucapan terimakasih kepada panitia yang telah berupaya semaksimal mungkin untuk kelancaran acara (27/3/2024), beliau juga berpesan untuk semua jamaah yang hadir untuk selalu menjaga kekompakan dalam segala hal kebaikan.
“Dzuriyah bersama masyarakat akan menggelar haul dua ulama itu dan haul umum masyayikh Dukuh Bengkah, Wonosekar di masjid Baitul Amin Bengkah,” kata kiai Ulil Azmi di Demak pada Rabu (27/3/2024).
Perwakilan camat Kecamatan Karangawen Abdul Khalim menyampaikan bahwa saat ini di kabupaten sedang dilanda bencana alam yang berupa banjir, dan meminta kepada seluruh jamaah yang ahadir untuk saling membantu dan saling mendoakan agar semua bisa segera teratasi.
“Saait ini kabupaten Demak sedang dilanda bencana banjir, mari kita semua bekerjasama, saling gotong royong dan saling mendoakan agar Demak segera pulih,” Ujar Abdul Khalim.
Acara Pengajian Umum Haul Masyayikh Bengkah KH Abdullah Dimyati Ke 81 & KH Dzanuri Ke 46 dihadiri oleh ratusan jamaah dari Dukuh Bengkah dan sekitarnya, dimulai setelah sholat tarawih atau pukul 20:00 dihalaman masjid Jami’ Al-Amin Dukuh Bengkah.
Sebagai acara inti yang mengadirkan beliau KH. Ahmad Hadlor Ihsan Pengasuh Ponpes Al-Islah Semarang.
Dalam Mauidhoh hasanah beliau berpesan kepada para hadirin untuk selalu berpegang teguh dengan nilai luhur agama islam dan agar selalu mengamalkan apa yang sudah dwariskan oleh Kiai Abdullah Dimyathi kepada kita semua.
Beliau juga menegaskan agar kita senantiasa menaati dan memilih kyai NU karena hanya kyai NU lah yang patut kita jadikan tauladan.
Perlu diketahui dan di ingat , Kiai Abdullah Dimyathi merupakan putra ke-4 RM KH Sanusi Karanggondang, Brabo, Grobogan yang silsilahnya nyambung dengan dzuriyah kesultanan Bintoro Demak. Populer disebut dengan Mbah Dimyathi Bengkah, lahir pada tahun 1862 dan wafat pada hari sabtu wage (26 september 1943) bertepatan dengan 16 Ramadhan 1631 H.
“Pulang dari mondok di Langitan Tuban Dimyathi langsung menjalankan dakwah dan mengamalkan ilmunya dengan memberikan bimbingan Islam terhadap masyarakat di tanah kelahirannya,” terangnya.
Kemudian ujarnya, ketika berkesempatan menjalankan ibadah haji menyempatkan diri singgah di Malaysia. Saat singgah di negeri jiran iti Dimyathi menikahi wanita setempat dan dikaruniai seorang anak perempuan yang bernama Ngatemi.
“Ngatmi kemudian menikah dengan penduduk setempat melahirkan dua orang putra yakni Abdul Hamid dan Asror (Selar),” ucapnya.
Setelah beberapa lama tinggal di Malaysia kembali ke tanah air dan menikah dengan Simbah Nyai Shofiyah yang berasal dari Kalikondang, Karangtengah yang dikaruniai seorang putra hasil pernikahan dengan suami terdahulunya, putra beliau bernama Simbah KH Ali Noreh.
“Usai menikah yang kedua kalinya itu, Mbah Dimyathi memboyongnya bersama putra beliau Simbah KH Ali Noreh ke Karanggodang. Pada saat mukim di Karanggondang inilah beliau di ajak oleh sahabatnya yang merupakan warga Asli dusun Bengkah untuk hijrah ke desa tersebut agar menyebarkan dan mengajarkan ilmu agama,” pungkasnya.
Pengirim: Eko Siswanto