Mranggen–NU Online Demak
Literasi bukan hanya sekedar kecakapan membaca dan menulis, namun juga keterampilan berpikir kritis, analitis, serta ekspresi yang menjadi pondasi bagi pembangunan intelektual umat. Bahkan, dalam era yang serba cepat dan canggih ini, literasi menjadi kunci utama dalam membangun peradaban dan kemajuan bangsa.
Demikian disampaikan Bupati Demak dr. Hj. Eisti’anah saat menghadiri penutupan Gerakan Santtri Menulis (GSM) dan Santripreneur Tahun 2024 di Pondok Pesantren (Ponpes) Giri Kusumo Mranggen pada Kamis (04/04/2024).
Gerakan Santri Menulis dan Santripreneur lanjut Mbak Eisti, merupakan sebuah langkah luar biasa dalam mengembangkan potensi literasi di kalangan santri. Melalui Gerakan Santri Menulis ini, kita juga diajarkan nilai-nilai luhur Islam yang mengedepankan pentingnya ilmu pengetahuan dan pemahaman yang mendalam terhadap ajaran agama.
“Kita percaya bahwa dengan ilmu, kita mampu membangun peradaban yang berlandaskan pada kebenaran, kedamaian, dan keadilan. Maka dari itulah, saya sangat bangga melihat semangat dan dedikasi para santri yang telah berpartisipasi dalam gerakan ini dengan penuh semangat dan kegigihan,” imbuhnya.
Mbak Eisti berharap, para santri bisa meneruskan semangat kejurnalistikan. Jangan sampai padam di tengah jalan, teruslah menulis, teruslah menggali potensi diri, dan teruslah berkontribusi positif bagi masyarakat dan bangsa. Ingatlah, pena adalah salah satu senjata terkuat dalam memperjuangkan kebenaran dan meraih kesuksesan.
“Terima kasih kepada seluruh pihak yang memfasilitasi kegiatan ini. Menjadi harapan bersama, kegiatan ini bisa terus dilakukan, sehingga makin banyak santri Demak yang melek literasi,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Republik Indonesia (RI) Hendar Prihadi yang hadir dalam kegiatan tersebut menyampaikan masyarakat memang butuh kehadiran negara dan pemerintah apalagi saat ada bencana banjir yang melanda Demak akhir-akhir ini.
“Kebanyakan santri setelah lulus cita-citanya ‘selalu berkiblat di bab keagamaan. Padahal, sebenarnya banyak juga santri yang setelah lulus profesinya beraneka ragam. Contohnya Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama (Kemenag), ada juga yang jadi tentara bintang 4, jadi musisi (wali band) yang siar agamanya melalui musik, dan ada juga Wakil Presiden kita juga santri,” ucapnya.
“Kita akan memasuki bonus demografi, ini bisa berhasil jika pemudanya produktif atau mampu menghasilkan untuk dirinya dan keluarganya. Bisa berwirausaha dan tidak menganggur. Bisa jadi positif jika semua tidak leda lede, semangat, pantang menyerah, bergerak melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk diri dan lingkungan,” ungkap Mantan Wali Kota Semarang.
Menurutnya, kita juga akan memasuki masa keemasan Indonesia, santri juga harus ikut ambil peran. Tidak ada sesuatu yang langsung besar, semua berawal dari bawah, usaha kecil-kecilan.
“Sistem transaksi pengadaan barang jasa pemerintah sudah di skema 40 % untuk UKM dan UMKM, 5% untuk import, sisanya untuk produk dalam negeri dan syaratnya harus dimasukkan e-katalog. Adik-adik santri jangan putus asa, buka usaha, ajukan barang ke e-katalog melalui UKPBJ. Dari awal merintis, nanti bisa jadi santri yang sukses di wilayah perusahaan, banyak pengusaha sukses yang awalnya hanya membuka toko kelontong,”pungkasnya.
Hadir dalam kegiatan tersebut pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Giri Kusumo, Romo KH. Munif Mohammad Zuhri, Kepala Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Jawa Tengah, Musta’in, Pemimpin Redaksi Suara Merdeka, Triyanto Triwikromo, dan Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Demak Afief Mundzir.
Pengirim: Rohmad Soleh/Red