Ahad Wage, 19 Okt 2025 / 26 Rabiul Akhir 1447 H
x
Banner

Jadwal Sholat Hari Ini Ahad Wage, 19 Okt 2025 / 26 Rabiul Akhir 1447 H untuk Kab. Demak

Imsak
03:48
Subuh
03:58
Dzuhur
11:26
Ashar
14:33
Maghrib
17:34
Isya
18:44

Mustasyar PBNU: Halal Bihalal Adalah Budaya Asli Nusantara

waktu baca 2 menit
Choerul Rozak
Jumat, 12 Apr 2024 06:09
0
732

Jakarta, NU Online Demak

Momentum lebaran Idul Fitri sering kali dijadikan untuk ajang berkumpul dengan sanak famili, tetangga, maupun teman lama yang jarang bertemu.

Salah satu kegiatan yang kerap dilakukan di bulan Syawal adalah halal bihalal. Menurut sejarahnya, kegiatan halal bihalal merupakan ide yang dicetuskan oleh KH Abdul Wahab Chasbullah seusai diminta saran oleh Presiden Indonesia kala itu, Soekarno atau Bung Karno.

Hal ini sebagaimana keterangan yang tertera pada tulisan di NU Online berjudul KH Wahab Chasbullah, Pelopor Tradisi Halal Bihalal.

Kala itu, pada 1948, situasi politik Indonesia sedang tidak sehat. Kemudian Kiai Wahab menyarankan Bung Karno untuk mengadakan silaturahim yang mengundang semua tokoh politik untuk datang ke Istana Negara guna menghadiri silaturahim bertajuk halal bihalal.

Mengenai hal ini, Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) pernah menyampaikan bahwa halal bihalal merupakan produk budaya asli Nusantara.

“Halal bihalal itu (budaya asli) Indonesia, Nusantara. Di Arab itu tidak ada,” jelasnya sebagaimana yang dimuat dalam tulisan di NU Online berjudul Gus Mus: Banyak yang Mengira Halal Bihalal Produk Arab yang diakses pada Kamis (11/4/2024).

Menurut Gus Mus, kegiatan halal bihalal ini merupakan bentuk dari kecerdasan sesepuh yang ada di Nusantara.
“Dulu Indonesia, Malaysia, dan Brunei itu satu rumpun dan kegiatan ini (halal bihalal) hanya ada di Nusantara. Inilah bentuk kecerdasannya sesepuh yang ada di Nusantara,” ungkapnya.

Ia juga bercerita bahwa kegiatan halal bihalal ini memang asli Nusantara. Sebab menurutnya, saat berada di Mesir sana, ia tidak menemukan kegiatan sejenis ini.

“Di Mesir itu saat Idul Fitri, setelah selesai melaksanakan Shalat Id, satu keluarga membawa tikar dan bekal, kemudian terus piknik ke kebun binatang, melihat monyet. Habis itu pulang lagi ke rumah,” ucapnya.

“Di Indonesia, masyarakat saling berkunjung, saling meminta maaf. Ini Nusantara asli,” imbuhnya.

Sumber: NU Online

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap lengkapi captcha sekali lagi.

LAINNYA
x