Wedung–NU Online Demak
Di tengah suasana semarak perayaan hari raya Idul Fitri, warga Desa Bungo, Kecamatan Wedung, merayakan tradisi syawalan dan sedekah laut dengan penuh antusias. Tradisi yang berlangsung pada hari ketujuh pasca-Lebaran ini, dikenal sebagai bakda syawal atau Syawalan, merupakan bentuk rasa syukur dan rasa terima kasih kepada Allah SWT atas nikmat dan rezeki yang tidak terhingga.
“Tradisi ini adalah warisan leluhur kita, dimana masyarakat pesisir menunjukkan rasa syukur mereka dengan melarung sesaji ke laut. Ini adalah bentuk lokal wisdom, cara warga pesisir untuk menghargai alam yang telah memberikan ikan yang melimpah,” ungkap Bupati Demak, Eisti’anah, usai membuka tradisi sedekah laut, Rabu (17/4).
Perayaan ini diawali dengan manaqiban dan pengajian, yang kemudian dilanjutkan dengan hiburan rakyat berupa pertunjukan ketoprak dan lainnya. Sesaji yang dilarung ke tengah laut terdiri dari berbagai jenis, termasuk kepala kambing kendit, jajan pasar, kelapa muda, buah-buahan, bubur, dan makanan khas Hari Raya Idul Fitri.
Prosesi pelarungan sesaji berangkat dari dermaga Desa Bungo, dengan perjalanan lebih dari 60 menit menuju tengah laut. Pengawalan ketat dari Polairud dan TNI Angkatan Laut menjamin keamanan selama perjalanan. Di tengah laut, sesepuh desa memimpin doa untuk kesehatan, keselamatan, dan keberkahan rezeki bagi warga nelayan dan masyarakat pada umumnya.
Salah satu anggota panitia sedekah laut dan syawalan Sutriman mengatakan bahwa hanya melarung kepala kambing, sementara dagingnya dimasak dan dimakan besama-sama untuk acara slametan malam harinya.
“Ini adalah bagian dari tradisi kami yang kaya akan makna. Untuk lokasi pelarungan, kami memilih tempat yang jauh di tengah laut, sekitar 3 KM dari pantai, dimana kami percaya itu adalah tempat yang paling tepat untuk mengembalikan sesaji kepada laut,” imbuh Sutriman.
Sementara itu, Kepala Desa Bungo, Imam Wahyudi, dengan bangga menyampaikan, bahwa kegiatan sedekah laut ini tidak hanya tentang larungan, tetapi juga tentang mempererat ikatan warga juga gotong royong. “Melalui manaqib, pentas seni, dan selamatan bersama. Ini adalah hari dimana kami semua bersatu untuk merayakan tradisi dan guyub rukun bersama,” ungkap Imam Wahyudi.
Tradisi syawalan dan sedekah laut tidak hanya digelar di desa Bungo, Wedung, saja tapi juga di daerah pesisir lain seperti di Bonang, Sayung dan lainnya. Tradisi ini merupakan salah satu contoh nyata dari kekayaan budaya Indonesia yang harus terus dilestarikan dan dihargai. Perayaan yang menggabungkan kepercayaan, budaya, dan rasa syukur yang mendalam terhadap alam dan penciptanya.
Kontributor: Sam/Red