Sabtu Pahing, 16 Nov 2024 / 14 Jumadil Awwal 1446 H
x
Banner

Ketum PBNU: NU Bukan Sekadar Jam’iyah, Tapi Telah Tumbuh Menjadi Peradaban

waktu baca 2 menit
Choerul Rozak
Minggu, 26 Mei 2024 06:02
0
793

Jakarta, NU Online Demak

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya mengungkapkan bahwa NU bukan sekadar organisasi, melainkan sebuah peradaban. Pernyataan ini disampaikannya pada pidato pelantikan Pengurus Wilayah (PWNU) Kepulauan Riau di Ballroom Golden Prawn, Bengkong, Kota Batam, Rabu (22/5/2024).

“(Masyarakat) Tidak pernah didaftar tidak pernah diberi fasilitas apa-apa oleh pengurus, tetapi mereka dengan sendirinya secara eksplisit mengaku sebagai warga NU. Hal ini, bapak Ibu sekalian membangkitkan keyakinan khususnya dalam diri saya sendiri bahwa lebih dari sekadar jam’iyyah, lebih dari sekadar organisasi, bahkan saya kira lebih dari sekedar jamaah Nahdlatul Ulama ini sesungguhnya telah tumbuh sebagai peradaban,” katanya pada pidato yang disiarkan secara langsung melalui TVNU.

Sebelumnya, Gus Yahya menyoroti soal dua dimensi penting dari NU dimensi jam’iyyah atau keorganisasian dan dimensi jamaah atau keikutsertaan masyarakat dalam ber-NU.

“Dimensi jam’iyyah mencakup struktur organisasi, mulai dari pengurus besar di tingkat pusat hingga pengurus ranting di desa-desa. Namun, di samping itu, NU juga memiliki dimensi jamaah, yakni komunitas masyarakat yang merasa menjadi bagian dari NU,” jelasnya.

Agak unik, Gus Yahya menjelaskan bahwa NU tidak pernah melakukan pendaftaran anggota secara nasional. Beberapa kali dicoba secara sporadis untuk mencetak kartu anggota, namun selalu menemui kendala. Meski demikian, survei menunjukkan bahwa mayoritas penduduk Indonesia mengidentifikasi diri mereka sebagai warga NU.

“Ketika beberapa lembaga survei meneliti dan bertanya kepada masyarakat, hasilnya konsisten menunjukkan bahwa lebih dari separuh penduduk Indonesia mengaku sebagai warga NU. Lembaga survei Indikator menemukan bahwa 51 persen penduduk Indonesia mengaku sebagai warga NU, LSI Denny JA mencatat 56,9 persen, dan Litbang Kompas bahkan mencapai 61 persen,” ungkapnya.

Pengalaman KH Yahya selama berkeliling di berbagai belahan dunia memperkuat keyakinannya akan hal ini. Dalam pidato tersebut Gus Yahya mengaku telah berkeliling di banyak tempat, bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di berbagai belahan dunia.

“Insyaallah sudah khatam saya kelilingi sejak sebelum Muktamar sampai sekarang. Tapi saya juga berkeliling di berbagai tempat di berbagai belahan dunia dan selalu, selalu di tempat yang saya datangi bahkan di tempat yang tidak disangka-sangka saya selalu bertemu dengan warga orang-orang yang datang kepada saya ketika mendengar saya datang ke tempat itu, mendatangi saya dan mengatakan saya ini orang NU,” ungkapnya.

“Sekali orang merasa NU sampai ke mana pun juga di ujung dunia ini tidak akan pernah hilang jati dirinya sebagai warga Nahdlatul Ulama, karena NU telah menjadi urwatul wutsqo, telah menjadi tali yang kuat yang tidak bisa putus,” terangnya.

Sumber: NU Online

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap lengkapi captcha sekali lagi.

LAINNYA
x