Kamis Kliwon, 03 Apr 2025 / 4 Syawwal 1446 H
x
Banner

Jadwal Imsakiyah Hari Ini Kamis Kliwon, 03 Apr 2025 / 4 Syawwal 1446 H untuk Kab. Demak

Imsak
04:17
Subuh
04:27
Dzuhur
11:53
Ashar
14:53
Maghrib
17:59
Isya
19:08

Menelaah Manuskrip Alqur’an Di Musium Gus Jigang Kudus

waktu baca 6 menit
Choerul Rozak
Jumat, 14 Jun 2024 05:33
0
824

NU Online Demak

Dokumen kuno yang terdapat pada suatu naskah merupakan jendela ke masa lalu yang memungkinkan kita memahami secara mendalam  sejarah peradaban manusia. Salah satunya adalah Manuskrip Alqur’an yang terdapat di Musium Gus Jigang Kudus. Sejak awal tahun , penyalinan manuskrip-manuskrip Al-Quran kuno  didorong oleh semangat penyebaran dan pengajaran Al-Quran.

Sebab pada saat itu belum ada teknologi untuk memperbanyak naskah dalam jumlah  besar, sehingga semua manuskrip ditulis dengan tangan. Namun, pada akhir abad  ke-19 M, minat terhadap penulisan mushaf Al-Quran di Indonesia semakin berkurang.

Bahkan diperkirakan pembuatan mushaf al-Quran terhenti pada awal abad ke-20. Setelah diperkirakan pembuatan seni mushaf mulai berhenti di awal abad ke-20, penyalinan manuskrip juga sudah mulai berkurang karena adanya teknologi yang mulai berkembang. Untuk mengkaji sejarahnya, diperlukan mengkaji naskah lama (manuskrip). Karena isi dalam manuskrip juga memuat tentang sejarah kebudayaan.

Untuk mengetahui isi manuskrip tersebut tidak terlepas dari peran ilmu pengetahuan khusus untuk meneliti naskah lama tersebut. Hal itu dilakukan karena banyak naskah yang disalin, dicetak maupun digandakan sehingga ada beberapa kata maupun kalimat yang disalin sesuai penyalin naskah. Selain itu adapula yang rusak dan juga corrupt. Adapun naskah yang tersimpan ditempat-tempat penyimpanan naskah dapat berupa manuscript, handscript, cetakan maupun Salinan. Manuskrip Al Qur’an 30 juz  yang terdapat di Musium Gus Jigang ini, di temukan pada salah satu surau di Banyuwangi. Manuskrip biasanya disimpan pada berbagai katalog di perpustakaan dan museum yang terdapat diberbagai negara. Kecuali Indonesia, naskah-naskah teks Nusantara pada saat ini sebagian tersimpan di museum-museum di 26 negara, yaitu di Malaysia, Singapura, Brunai, Srilangka, Thailand, Mesir, Inggris, Jerman Barat, Jerman Timur, Rusia, Austria, Hongaria, Swedia, Afrika Selatan, Belanda, Irlandia, Amerika Serikat, Swiss, Denmark, Norwegia, Polandia, Cekoslowakia, Spanyol, Hali, Perancis, dan Belgia.

Sebagian naskah lainnya masih tersimpan dalam koleksi perseorangan, misalnya naskah Melayu, Aceh, dan Jawa. Properti Al Qur’an ini diperoleh dari seorang kolektor di Banyuwangi. Naskah Al Qur’an tersebut dibuat sekitar abad 18. Semuanya berbahan  kertas kuno, dengan berat total 4,5 kg. Mushaf ini menggunakan khat naskhi yang umum digunakan dalam penulisan tulisan arab. Mushaf ini ditulis menggunakan Rasm Usmani (tulisan zaman sahabat Utsman bin Affan). Meskipun penulisannya tidak memiliki kaidah yang baku, sesuai dengan penulisan bahasa Arab secara konvensional. Mushaf ini juga  menerapkan kaidah hadf (pembuangan), dan menerapkan qiro’ah Imam ‘Ashim.

Halaman yang diperlihatkan pada manuskrip ini diantaranya adalah salah satunya surat An-Nahl. Dalam manuskrip ini hanya menampilkan tulisan ayat saja tanpa menampilkan nama surat, nomor ayat, dan keterangan juznya. Penulisan dengan tinta merah, dan hitam. Di Al-qur’an 3o juz ini ada 3 halaman yang hilang.

Namun, konteksnya mudah dibaca meski tanpa ilustrasi atau pencahayaan, dan konteks linguistiknya ditekankan. Mempelajari naskah-naskah tersebut tidak hanya penting untuk memperoleh pengetahuan klasik  tata bahasa Arab. Selain itu, kita akan memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif tentang pendidikan dan praktiknya  di dunia Islam dan  di masa lalu.

Metode yang dipakai dalam menelusuri sebuah Naskah ada 2 yaitu Pertama, Kodikologi yaitu Ilmu yang mempelajari mengenai naskah-naskah. Kodikologi bisa di implementasikan sebagai sarana membantu dalam penelitian filologi untuk menelaah gaya tulisan dalam naskah, tanda tangan, hingga segel yang terdapat dalam naskah. Kedua, Tekstologi  yaitu ilmu yang menelaah asal-usul teks, hingga mengenai pemahaman teksnya. Selain itu tekstologi juga mempelajari tentang asal-usul suatu naskah.

Ada beberapa cabang linguistik yang dipandang dapat membantu filologi, antara lain, yaitu etimologi, sosiolinguistik, dan stilistika. Etimologi, ilmu yang mempelajari asal-usul dan sejarah kata.

cabang ilmu ini telah lama menarik perhatian ahli filologi. Hampir dapat dikatakan bahwa pada setiap pengkajiaan bahasa teks, selalu ada yang bersifat etimologis. Hal ini mudah dimengerti karena bahasa-bahasa naskah Nusantara banyak yang mengandung kata serapan dari bahasa asing, yang dalam perjalanan hidupnya mengalami perubahan bentuk dan kadang-kadang juga perubahan arti. Itulah sebabnya maka kata-kata semacam itu, untuk pemahaman teks, perlu dikaji sejarahnya.

Pengkajian perubahan bentuk dan makna kata menuntut pengetahuan tentang fonologi, morfologi, dan semantik, yaitu ilmu-ilmu yang mempelajari bunyi bahasa, pembentukan kata, dan makna kata. Ketiganya juga termasuk linguistik. Timbulnya kata pungkir dan ungkir  misalnya, adalah sebagai akibat kurangnya pengetahuan tentang fonologi dan morfologi dalam pengkajian etimologis.

 

Kedua kata ini secara etimologis bentuknya yang benar ialah mungkir , diserap dari bahasa Arab munkir. Kata cinta  dalam teks-teks sastra lama sering berarti sedih, susah, misalnya dalam Hikayat Ibrahim Ibn Adham. Tata masyghul (bahasa Arab) yang bentuk serapannya dalam bahasa Indonesia “masgul” , dalam naskah-naskah karangan Nuruddin Arraniri  yang berarti “sibuk”, yaitu arti yang masih asli dari bahasa Arab bukan berarti sedih, gundah , seperti arti yang terdapat dalam teks-teks sastra hikayat yang kemudian diserap dalam bahasa Indonesia sekarang.

 

Kata-kata semacam itulah yang perlu dikaji secara etimologis dengan alat analisis berupa pengetahuan tentang fonologi, morfologi, dan semantik. Sosiolinguistik, sebagai cabang linguistik yang mempelajari hubungan dan saling pengaruh antara perilaku bahasa dan perilaku masyarakat, sangat bermanfaat untuk menekuni bahasa teks, misalnya ada tidaknya unda usuk bahasa, ragam bahasa, alih kode yang erat kaitannya dengan konvensi masyarakat pemakai bahasa.

Hasil kajian seperti ini diharapkan dapat membantu pengungkapan keadaan sosio budaya yang terkandung dalam naskah . Selanjutnya stilistika, yaitu cabang ilmu linguistik yang menyelidiki bahasa sastra, khususnya gaya bahasa, diharapkan dapat membantu filologi dalam pencarian teks asli atau mendekati aslinya dan dalam penentuan usia teks. Telah disinggung dalam pembicaraan tentang pengertian filologi bahwa naskah-naskah yang sampai kepada kita (naskah saksi) mencerminkan adanya tradisi penyalinan yang longgar, artinya penyalin dapat mengubah, dan mengurangi naskah yang disalinnya apabila dirasa perlu. Selain itu, naskah-naskah saksi memperlihatkan adanya penyalinan secara horizontal, penyalian menggunakan beberapa naskah induk.

Hal-hal ini sangat menyulitkan pelacakan naskah asli. Dengan menekuni gaya bahasa suatu teks, mungkin akan tampak adanya suatu episode yang memperlihatkan kelainan gaya bahasanya. Besar kemungkinannya bahwa episode yang demikian itu bukan termasuk teks asli. Selanjutnya pengetahuan stilistika diharapkan dapat membantu penentuan usia teks. Telah dikemukakan bahwa banyak naskah lama yang tidak mencantumkan data waktu penulisan atau penyalinannya dan nama pengarangnya. Perbandingan gaya bahasa naskah yang demikian dengan gaya bahasa naskah-naskah yang diketahui usianya meskipun hanya sekedar perkiraan zaman penulisannya

Surat yang kami cantumkan disini adalah Surah An-Nahl  yang terdapat pada Naskah tersebut,  mempunyai arti (Lebah) adalah surah yang ke-16 dalam al-Qur’an. Surah ini terdiri atas 128 ayat , termasuk golongan surah Makkiyah.

Penulis:Muhammad Rifqi Zainul Alam, Muhammad Haikal Hilmi (Mahasiswa Program studi Ilmu Alqur’an dan Tafsir kelas D’22 IAIN Kudus)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap lengkapi captcha sekali lagi.

LAINNYA
x