Gajah–NU Online Demak
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar menghadiri pembukaan Lomba Desa Wisata Nusantara 2024 di Desa Boyolali, Kecamatan Gajah, Kabupaten Demak, Jumat (12/7).
Acara tersebut dimulai dengan perjalanan menuju Waterpark Tembalang Asri dengan menaiki andong. Setibanya di lokasi, Menteri Abdul Halim Iskandar disambut dengan pengalungan bunga dan tarian tradisional, serta meninjau stand UMKM dan wahana kolam renang. Puncak acara ditandai dengan pemukulan gong oleh Mendes PDTT untuk meresmikan lomba desa wisata dan lomba literasi budaya desa.
Dalam sambutannya, Abdul Halim Iskandar mengingatkan pentingnya pengembangan potensi desa wisata yang telah dimulai sejak pandemi covid melalui lomba promosi desa wisata dan platform online Desa Wisata Nusantara. “Dulu kita mulai dari lomba promosi desa wisata, meskipun masih ada Covid-19, kita tetap semangat dalam mengembangkan potensi desa wisata,” ujarnya.
Tahun ini, lomba tersebut diperluas dengan memasukkan elemen literasi budaya desa, bekerja sama dengan Perpustakaan Nasional (Perpusnas). “Setiap desa memiliki cerita dan ciri khasnya masing-masing, entah itu mitos, hikayat, atau dongeng. Keberagaman cerita ini justru menambah kekayaan referensi desa tersebut,” tambahnya. Ia menekankan pentingnya pendokumentasian cerita desa agar sejarah lokal tercatat dengan baik.
Menteri Abdul Halim juga menggarisbawahi prinsip-prinsip wisata yang harus diterapkan desa wisata, yakni kebersihan, keramah-tamahan, dan keberlanjutan. “Desa wisata harus bisa menerapkan prinsip-prinsip wisata, yaitu kebersihan, keramah-tamahan, dan keberlanjutan,” tegasnya. Selain itu, ia menekankan pentingnya mendukung UMKM lokal sebagai bagian dari pengembangan desa wisata.
Bupati Demak, Eisti’anah, menyampaikan terima kasih atas kehadiran Kemendes PDTT di Desa Boyolali. Dengan acara ini, Desa Boyolali diharapkan semakin dikenal dan berkembang, baik dalam bidang wisata maupun literasi budaya.
“Harapannya, desa-desa wisata semakin maju dan masyarakat tidak perlu jauh-jauh untuk berwisata karena di desa-desa sudah ada wisatanya,” ujarnya. UMKM setempat juga diharapkan dapat berkembang.
Sementara itu, Kepala Desa Boyolali, Bambang Arba’in Mahmud, menceritakan bahwa desa wisata ini dirintis sejak tahun 2016 dan diresmikan pada tahun 2022. “Potensi utama Desa Boyolali adalah mata air yang tidak pernah surut walaupun musim kemarau,” jelasnya.
Kini, mata air tersebut digunakan untuk program Pamsimas. Selain itu, desa ini memiliki cerita unik tentang perampok yang lupa niat jahatnya setelah berada di desa tersebut, sehingga nama Boyolali berasal dari “beboyo lali” yang berarti “bahaya lupa.”
Kontributor: Sam/Red