Demak–NU Online Demak
SMA Negeri 1 Demak menanggapi kebijakan penghapusan jurusan IPA dan IPS dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan optimisme dan adaptasi yang inovatif. Langkah ini diharapkan mampu meningkatkan fleksibilitas dan pemenuhan minat siswa dalam proses belajar mengajar.
Wakil Kepala Kurikulum SMA N1 Demak, Hadi Siswanto, menyampaikan bahwa meskipun perubahan ini terlihat signifikan, dampaknya pada proses belajar mengajar tidak terlalu besar. Siswa tetap memiliki kebebasan untuk memilih paket pembelajaran yang sesuai dengan minat mereka, baik yang berhubungan dengan IPA maupun IPS.
“Penghapusan ini hanya secara formal saja. Pembelajaran eksakta tetap ada dalam bentuk paket yang lain, sehingga siswa masih bisa memilih sesuai minatnya,” ujar Hadi Siswanto saat diwawancarai, Rabu (24/7).
Perubahan ini mendorong guru untuk lebih mendalami kebutuhan siswa dan mengembangkan media pembelajaran yang interaktif. Menurut Hadi, keberagaman minat dan bakat siswa menjadi tantangan tersendiri bagi para guru, sehingga sekolah harus mampu beradaptasi dan menyediakan pilihan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan dan minat siswa.
Meskipun demikian, Hadi mengakui bahwa kemampuan pengembangan masih terbatas, namun sekolah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kapasitas yang ada.
“Spesifikasinya itu masih belum maksimal, tapi kami berusaha menjalankan sesuai dengan kemampuan yang kami miliki dan berkomitmen untuk terus mengembangkan potensi siswa serta menyediakan pendidikan yang lebih adaptif dan sesuai dengan kebutuhan zaman,” tambahnya.
Dengan implementasi sistem kurikulum merdeka di SMA Negeri 1 Demak, siswa dapat memilih paket pembelajaran melalui formulir online. Paket eksakta menjadi yang paling diminati, sehingga guru-guru eksakta memiliki jam mengajar yang cukup banyak. Selain itu, sekolah juga baru saja menerima 11 guru P3K baru, sebagian besar dari bidang eksakta, yang membantu memperkuat proses pembelajaran.
Selain perubahan kurikulum, SMA Negeri 1 Demak juga menerapkan berbagai kegiatan disiplin dan pengembangan karakter siswa. Kegiatan tersebut mencakup upacara bendera setiap Senin, kebersihan lingkungan setiap Selasa, sarapan bergizi pada Rabu, Tartil Qur’an bagi siswa Muslim dan kegiatan khusus bagi non-Muslim pada Kamis, serta senam bersama setiap Jumat.
Salah satu siswa kelas 11, Ardaningrum Hedi Atmaja, mengaku awalnya kaget dengan kebijakan ini. “Saya merasa agak kaget, namun masih biasa saja. IPA dan IPS adalah dua hal yang berbeda, tapi dengan sistem ini, kami masih bisa memilih mata pelajaran yang sesuai minat,” ungkap Ardaningrum.
“Saya memilih paket yang lebih ke arah Matematika lanjut, umum, dan Biologi dengan mata pelajaran pendukung seperti PKN. Menurut saya, ini lebih baik karena ada mata pelajaran pendukungnya juga,” tambahnya.
Kontributor: Sam/Red