Demak–NU Online Demak
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Demak, bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Demak, menggelar pelatihan pengelolaan sampah berbasis masyarakat di Aula Pondok Pesantren (Ponpes) Manbaul Ulum, Karanganyar, Demak, Selasa (20/8).
Kegiatan ini dihadiri oleh santriwan dan santriwati dari berbagai daerah, termasuk dari Sulawesi.
Dalam sambutannya, Bupati Demak, Eisti’anah, menyampaikan harapannya agar pelatihan ini mampu menciptakan santri yang tidak hanya berilmu, tetapi juga peduli terhadap lingkungan. Ia menekankan pentingnya penerapan prinsip “Pungut, Pilah, Olah (PPO)” dalam mengelola sampah.
“Setelah pelatihan ini, saya berharap para santri dapat mempraktikkan pengelolaan sampah di rumah masing-masing. Dengan kreativitas, sampah bisa diolah menjadi sesuatu yang bernilai ekonomi,” ujar Eisti’anah.
Selain itu, Eisti’anah juga menyoroti permasalahan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kalikondang yang mengalami penumpukan sampah.
“TPA Kalikondang menjadi perhatian kami karena sampah di sana sudah menggunung. Karena itu, kami terus berupaya memperbaiki sistem pengelolaan sampah dengan mendirikan TPA di berbagai lokasi lainnya,” jelasnya.
Ia optimis, jika setiap pondok pesantren dan desa memiliki kesadaran yang sama, Demak bisa bersih dari sampah.
Pengasuh Ponpes Manbaul Ulum, KH Miftahul Huda, turut mengapresiasi pelatihan ini. Ia menyebut kehadiran Bupati Eisti’anah secara langsung juga memberikan motivasi tersendiri bagi para santri.
“Kami sangat bersyukur dengan adanya pelatihan ini. Semoga menjadi berkah dan membawa kemajuan bagi pondok pesantren di Kabupaten Demak,” ungkap KH Miftahul Huda.
Plt Kepala DLH Demak, Muh Ridhodhin, menegaskan bahwa pelatihan pengelolaan sampah ini akan terus dilakukan hingga ke tingkat desa, sekolah, dan perusahaan, termasuk pesantren.
“Kami berharap para santri dapat mengelola sampah secara mandiri dan memanfaatkannya sehingga memiliki nilai ekonomi,” tuturnya.
Ridhodhin juga mengingatkan pentingnya kesadaran akan kebersihan lingkungan, terutama di lingkungan pesantren.
“Dengan jumlah pesantren yang mencapai lebih dari 39 ribu di Indonesia, peran santri dalam pengelolaan sampah akan membawa dampak positif yang luas,” ujarnya, merujuk pada data Kemenag 2022/2023.
“Kami ucapkan terima kasih kepada pengelola dan pengasuh Ponpes Manbaul Ulum atas kerja samanya dalam kegiatan ini. Kami berharap ilmu yang diperoleh dapat disebarluaskan ke masyarakat sekitar,” pungkas Ridhodhin.
Kontributor: Sam/Red