Sabtu Pahing, 16 Nov 2024 / 14 Jumadil Awwal 1446 H
x
Banner

Rahasia Sukses Merawat Bonsai, Seni dari Hati yang Bernilai Tinggi

waktu baca 2 menit
Samsul Maarif
Kamis, 22 Agu 2024 05:44
0
306

DemakNU Online Demak

Merawat tanaman Bonsai bukan hanya tentang teknik, tetapi juga tentang seni dan kesabaran. Bonsai memiliki nilai seni yang tinggi dan bisa bernilai jual besar jika dirawat dengan hati. Ketua Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) Kabupaten Demak, Ahmad Sugiharto, mengucapkan bahwa merawat Bonsai harus dilakukan dengan sepenuh hati.

“Merawat Bonsai adalah seni yang berasal dari hati. Jika dilakukan dengan niat yang tulus, kita akan selalu meluangkan waktu untuk merawatnya dengan baik, dan hasilnya pasti akan memuaskan,” ujar Sugiharto saat diwawancarai di studio RSKW FM, Senin (19/08).

Sugiharto, yang juga menjabat sebagai Sekda Demak, memiliki banyak koleksi Bonsai yang tersebar di berbagai tempat. Tak hanya di rumah, koleksinya juga dipajang di lingkungan Setda, Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (Dinputaru), serta beberapa mitra pecinta Bonsai.

Menjelang pameran Bonsai yang akan digelar di lapangan Desa Bumirejo, Kecamatan Karangawen, pada 21 hingga 28 Agustus mendatang, panitia telah mempersiapkan berbagai acara menarik.

Selain pameran, Panitia Pameran, Diyon Sudiyono mengatakan bahwa ada salah satu acara yang dinantikan yakni pelatihan cara membuat Bonsai yang akan diadakan pada 24 Agustus mulai pukul 19.00 WIB.

“Kami akan mendatangkan tenaga ahli dari Kudus, yaitu Pak Tukin, serta Hastadi dari Mranggen, untuk memberikan pelatihan tentang pembuatan Bonsai,” jelas Diyon Sudiyono.

Selain itu, Humas PPBI Demak, Zuliadi Akhmad, memberikan beberapa tips penting dalam merawat Bonsai. Menurutnya, hal utama yang perlu diperhatikan adalah media tanam.

“Pada tahap awal, gunakan 100 persen pasir kali sebagai media tanam. Jangan biarkan akar cangkok yang berwarna putih terkena sinar matahari langsung. Angin-anginkan terlebih dahulu, dan setelah tumbuh tunas baru, Bonsai bisa dipindahkan ke tempat yang lebih terkena panas. Setelah itu, baru diberikan pupuk, bahkan pupuk sederhana seperti kotoran hewan pun bisa digunakan,” paparnya.

Pameran ini diharapkan dapat menjadi ajang edukasi bagi para pecinta Bonsai, sekaligus memperkenalkan seni merawat tanaman ini kepada masyarakat luas.

Kontributor: Sam/Red

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap lengkapi captcha sekali lagi.

LAINNYA
x