Senin Pahing, 16 Des 2024 / 14 Jumadil Akhir 1446 H
x
Banner

Awal Rabiul Awal Ditetapkan 5 September 2024 M Berdasarkan Istikmal

waktu baca 2 menit
Choerul Rozak
Kamis, 5 Sep 2024 08:13
0
430

Semarang, NU Online Demak

Planetarium dan Observatorium Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang mengadakan rukhyatul hilal untuk penentuan awal bulan Rabiul Awal 1446 H. Kegiatan ini turut melibatkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dari Jakarta, Jogja, dan Banjarnegara pada Selasa (3/9/2024).

Kepala Planetarium dan Observatorium UIN Walisongo, Ahmad Syifaul Anam, menyampaikan bahwa berdasarkan pemantauan timnya, hilal belum terlihat di Semarang.

“Sore ini, kami melakukan rukhyatul hilal bertepatan dengan akhir bulan Safar 1446 H. Meskipun posisi hilal sudah di atas ufuk, elongasinya masih sangat pendek, sekitar 4°, sehingga belum memenuhi kriteria imkanurrukyah,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa rukyatul hilal untuk penentuan awal bulan Rabiul Awal 1446 H di Semarang belum berhasil melihat hilal. Bahkan hingga waktu yang ditentukan, hilal tetap tidak tampak di wilayah tersebut.

“Saya kurang mengetahui hasil dari lokasi lain di seluruh Indonesia, tetapi di Observatorium UIN Walisongo Semarang, hilal tidak berhasil terlihat. Bahkan menjelang tenggelamnya matahari, dalam posisi 2° hilal tetap tidak terlihat,” tuturnya.

Ahmad menambahkan, jika kondisi ini terjadi di seluruh Indonesia, maka penentuan awal Rabiul Awal 1446 H diyakini akan jatuh pada 5 September 2024.

“Maka sangat mungkin bahwa awal Rabiul Awal ditetapkan bukan besok, tetapi lusa, karena secara astronomis hilal belum memenuhi kriteria dan juga tidak ada laporan yang berhasil melihat hilal pada sore hari ini,” jelasnya.

Sejalan dengan itu, Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengeluarkan surat edaran yang menetapkan awal bulan Rabiul Awal jatuh pada 5 September 2024 M (mulai malam Kamis) berdasarkan istikmal.

 

Adapun di titik Semarang dengan  Markaz Observatorium UIN Walisongo
(koordinat: -6° 59′ 30″ LS, 110° 20′ 53″ BT), tinggi hilal baru mencapai 2 derajat 36 menit 10,6 detik dengan elongasi 4 derajat 24 menit 24,4 detik.

Sementara itu, di titik Jakarta dengan markaz Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya Jakarta Pusat (koordinat 6º 11’ 25” LS 106º 50’ 50” BT), tinggi hilal baru mencapai 2 derajat 39 menit 29 detik dengan elongasi 4 derajat 29 menit 13 detik dan lama hilal di atas ufuk 14 menit 15 detik.

Sementara ijtima (konjungsi) terjadi pada Selasa Pon 3 September 2024 M pukul 08:57:22 WIB. Posisi matahari terbenam berada di titik 7 derajat 13 menit 29 detik utara titik barat.

Adapun letak hilal berada pada posisi 7 derajat 50 menit 57 detik utara titik barat. Sementara kedudukan hilal 0 derajat 37 menit 48 detik utara Matahari dengan keadaan miring ke utara.   Penghitungan ini dilakukan dengan metode falak (hisab) tahqiqi tadqiki ashri kontemporer khas Nahdlatul Ulama.

Sebagai informasi, rukhyatul hilal di Planetarium dan Observatorium UIN Walisongo diikuti oleh 40 peserta yang terdiri dari mahasiswa, masyarakat umum, hingga anggota BMKG.

Sumber: NU Online Jateng

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap lengkapi captcha sekali lagi.

LAINNYA
x