Demak–NU Online Demak
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Demak melalui Bagian Kesra Sekretariat Daerah (Setda) bekerjasama dengan Pengurus Cabang Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI NU) Kabupaten Demak mengadakan Seminar Kesehatan Reproduksi Wanita.
Kegiatan yang dibingkai dalam Forum Komunikasi Ulama Umaro (FKUU) dengan tema “Kesehatan Reproduksi Wanita dari Perspektif Islam dan Ilmu Kesehatan” itu dilaksanakan di aula PPTQ Asnawiyyah, Desa Pilangwetan, Kecamatan Kebonagung, Kamis (19/09/2024) pagi.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bagian Kesra Setda Demak, Ungguh Prakoso menyampaikan, pemerintah sangat mendukung kegiatan RMI NU apalagi pembahasan terkait kesehatan reproduksi ini juga baru pertama kali diulas di FKUU.
Ia berharap dengan kegiatan yang melibatkan peserta dari ibu-ibu nyai pengasuh pondok pesantren dan para santriwati ini, para peserta dapat mengambil manfaat dari kegiatan ini dan dapat menyampaikan materi diskusi hari ini kepada santriwati lainnya di pondok pesantren masing-masing, harap Ungguh.
Dokter Hj. Dian Widyahandayani mengatakan, kesehatan reproduksi merupakan keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang utuh, bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan dalam segala hal yang berhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsi-fungsi serta prosesnya.
Organ reproduksi wanita terdiri atas 2 bagian yaitu bagian luar dan dalam. Bagian luar terdiri dari bibir luar (labia majora), bibir dalam (labia minora), klentit (clitoris), dan lubang kemaluan (vagina). Sementara bagian dalam terdiri atas lubang kemaluan (vagina), mulut rahim (serviks), rahim (uterus), dan dua buah saluran telur (tuba fallopii).
“Permasalahan terkait dengan organ reproduksi wanita katanya, yaitu: pubertas (masa pertumbuhan), menstruasi dan anemia, kanker payudara, kanker leher rahim, dan infeksi menular seksual”.
Pubertas urainya, adalah suatu tahap perkembangan, dimana seseorang individu belum dewasa akan mendapat ciri-ciri fisik dan sifat yang memungkinkan untuk mampu bereproduksi. Masa puber untuk wanita antara usia 11-12 tahun , batasan usia ini juga tergantung faktor gizi, lingkungan keluarga dan lain-lain. Pubertas pada wanita ditandai menstruasi pertama yang disebut menarche.
Gangguan menstruasi, lanjut dokter yang setiap hari bertugas di Puskesmas Kebonagung, yaitu amenore primer dan sekunder, disminorhea/premenstrual syndrome (nyeri perut yang muncul sebelum atau selama menstruasi), menorrhagia (gangguan menstruasi berupa keluarnya darah menstruasi secara berlebihan atau dalam jumlah terlampau banyak), oligomenorea (kondisi ketika seorang wanita jarang sekali mengalami menstruasi).
Adapun tanda kanker payudara ungkapnya, meliputi: bentuk atau ukuran payudara berubah dan berbeda dari sebelumnya, ada benjolan terfiksir pada payudara yang teraba dengan tangan sendiri, puting susu tertarik kedalam dan atau kulit kelihatan seperti kulit jeruk, luka atau tukak yang sudah lama pada payudara dan tidak sembuh dengan pengobatan.
Kemudian kanker leher rahim adalah keganasan yang terjadi pada jaringan leher rahim yang merupakan bagian terendah dari leher rahim dan menonjol ke puncak liang senggama. Dan ini faktor resiko yang dapat menyebabkan kematian pada wanita, jelasnya.
Setiap wanita yang telah melakukan hubungan seksual (suami istri) yang berumur 30-50 tahun, sebaiknya menjalani deteksi dini kanker leher rahim dengan melakukan beberapa hal, pertama tes IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat) adalah pemeriksaan leher rahim dengan mengoleskan asam cuka, dan kedua Tes Pap Smear yaitu pengambilan jaringan pada leher rahim yang akan dikirim ke laboratorium untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Terkait dengan Infeksi Menular Seksual terangnya, adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual, antara lain : Gonorhea (kencing nanah), Syphilis (raja singa), Kondiloma (jengger ayam), Hepatitis B dan C, Herpes, dan HIV/AIDS.
Diakhir pemaparannya, dokter Dian panggilan akrab dr. Hj. Dian Widyahandayani menyampaikan langkah-langkah untuk menjaga organ reproduksi wanita agar tetap sehat, yaitu: bersihkan organ intim dengan benar, konsumsi makanan sehat, kelola stres, jaga berat badan, dan lakukan kebiasaan sehat lainnya seperti senam dan lain-lain, pungkas dokter yang juga lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang.
Kontributor: Soleh/Red