Demak–NU Online Demak
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Persiapan Tan Malaka Komisariat Abdurrahman Wahid Kabupaten Demak sukses menggelar Masa Penerimaan Anggota Baru (MAPABA) untuk pertama kalinya. Acara yang berlangsung di kampus Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Islamic Centre Demak, Sabtu-Minggu (28-29/9).
MAPABA yang diikuti oleh 23 peserta ini bertujuan untuk membangkitkan semangat mahasiswa Demak agar berperan sebagai agen sosial sesuai visi PMII, dengan mengusung tema “Mobilisasi Mahasiswa sebagai Agen Sosial yang Berwawasan Luas serta Loyalitas Terhadap Organisasi.”
Salah satu narasumber dalam acara tersebut, H. Masrohan, menyampaikan materi tentang Ahlus Sunnah wal Jamaah (Aswaja). Ia menegaskan bahwa Aswaja dalam konteks Nahdlatul Ulama (NU) adalah ajaran tauhid yang mengikuti pandangan Abu Hasan al-Asy’ari dan Abu Mansyur al-Maturidi, berlandaskan fiqih dari empat mazhab besar, serta tasawuf yang merujuk pada Imam Al-Ghazali dan Imam Abu Qasim al-Junaidi.
“Aswaja sudah menjadi identitas Nahdlatul Ulama (NU) dan diterima masyarakat luas. Namun, karena ada ormas lain yang juga mengklaim Aswaja, ulama NU menambahkan sebutan ‘Aswaja an-Nahdliyah’ untuk membedakannya,” jelas Masrohan yang juga sebagai dosen STAI-IC Demak.
Ketua PC PMII Demak, Najib Musthofa, turut memaparkan sejarah panjang PMII dalam materi ke-PMII-an. Ia menjelaskan bahwa sebelum terbentuknya PMII, NU telah memiliki organisasi pelajar seperti IPNU dan IPPNU. Namun, para aktivis muda NU kemudian merasa perlu membentuk organisasi khusus mahasiswa yang mampu berperan sebagai agen perubahan dan pengawas sosial.
“PMII lahir dari empat faktor utama yang memotivasi pembentukannya. Organisasi ini dirancang untuk menjadi jawaban atas tantangan zaman di masa itu,” kata Najib.
Sementara itu, Ketua Rayon Persiapan Tan Malaka, Muham Eko Prasetyo, berharap bahwa kader PMII dapat meneladani sosok Tan Malaka, tokoh revolusioner yang dianggap sebagai bapak Republik Indonesia.
“Kami ingin kader PMII bisa mengambil inspirasi dari keberanian, kecerdasan, dan sikap kritis Tan Malaka,” ungkapnya.
Ketua panitia, Dodi Herlino, menambahkan bahwa melalui MAPABA ini, ia berharap mahasiswa Demak dapat membangun pola pikir kritis dan siap menghadapi tantangan Revolusi Industri 5.0.
“Dengan tema yang kami pilih, kami berupaya mencetak mahasiswa yang kritis dan kompetitif di era digital ini,” pungkas Dodi.
Kontributor: Sam/Red