Sabtu Pahing, 16 Nov 2024 / 14 Jumadil Awwal 1446 H
x
Banner

Kenang 40 hari wafatnya KH Abdul Bashir Hamzah, buku KH Abdul Bashir Hamzah Kama Arafna Diluncurkan

waktu baca 4 menit
Choerul Rozak
Rabu, 9 Okt 2024 06:39
0
341

Mranggen, NU Online Demak

Minggu (6/10/2024), pukul 18.00 WIB PP Al-Anwar Suburan Mranggen mulai ramai didatangi para tamu undangan, santri, muhibbin dan warga sekitar. Hari tersebut bertepatan dengan 40 hari wafat KH Abdul Bashir Hamzah, murid kinasih KH Muslih bin Abdurrahman Mranggen, ulama toriqoh inisiator berdirinya JATMAN (Jam’iyyah Ahlu Thoriqoh Mu’tabaroh al-Nahdliyyah).

Acara 40 hari wafatnya KH Abdul Bashir Hamzah dimulai dengan tahlil dan doa oleh para jamaah. Sebelum tahlil dilantunkan, KH. In’amuzzahidin, katib syuriyah PCNU Kota Semarang menyampaikan kesan dan kesaksian terhadap KH Abdul Bashir Hamzah mewakili para santri. Dalam penyampaiannya, KH Abdul Bashir Hamzah digambarkan sebagai kiai yang telaten dan open kepada para santri.

“Setiap jamaah, beliau masuk dari satu kamar ke kamar santri yang lain untuk membangunkan santri diajak berjamaah,” kenang kiai yang akrab disapa gus in’am.

Setelah penyampaian kesan dan kesaksian dari santri, acara dilanjutkan dengan pembacaan tahlil yang dipimpin wakil bupati Demak (2021-2024), KH Ali Makhsun dan dilanjutkan dengan doa oleh 2 kiai sepuh Mranggen, KH Ghozali Ihsan dan KH Abdul Kholiq Murod.

Setelah acara tahlil dan doa selesai, acara dilanjutkan dengan launching buku “KH Abdul Bashir Hamzah kama arafna” dan Talkshow bedah buku yang diikuti keluarga, para santri, alumni, dan muhibbin KH Abdul Bashir Hamzah.

Launching buku dipandu oleh Muhammad Nurul Lazim. Launching dibuka dengan  sambutan dari A. Mujib el-Shirazy sebagai koordinator penyusun buku. Dalam sambutannya, ia menyebut bahwa buku ini bukti ikatan mahabbah para santri dengan kiainya.

“Buku yang spontan ini, yang disusun dalam waktu yang sangat cepat ini membuktikan bahwa tautan cinta antar generasi sangat kuat kepada abah KH Abdul Bashir Hamzah. Alhamdulillah, saya ucapkan terimakasih kepada para kontributor, yang awalnya saya menduga hanya 15 orang, ternyata melampaui lebih dari 30 orang bahkan hingga 40 orang kalau tidak salah,” ucap dosen Pascasarjana Unissula tersebut.

Tautan cinta ini juga diamini oleh nyai Hj. Nurul Azizah, M.Ag., selaku putri sulung KH Abdul Bashir Hamzah. Menurutnya, kelahiran buku ini bukan akhir melainkan awal langkah meneruskan perjuangan para ulama seperti KH Abdul Bashir Hamzah.

“Semakin kesini saya semakin yakin dan bangga pada beliau karena abah saya adalah sosok yang sangat dicintai oleh banyak orang. Abah saya adalah sosok yang menjadi inspirator, suri tauladan bagi para santri dan muhibbinnya,” pesan beliau.

Peluncuran buku KH Abdul Bashir Hamzah Kama Arafna ditandai dengan penyerahan secara simbolis kepada nyai Hj. Chafidhotul Ulya selaku istri KH Abdul Bashir Hamzah. Pada acara ini, nyai Hj Chafidhotul Ulya juga mengukuhkan kepemimpinan alumni PP Al-Anwar sesuai amanah KH Abdul Bashir Hamzah.

Pimpinan alumni PP Al-Anwar yang ditunjuk dalam hal ini ialah KH In’amuzzahidin (katib syuriyah PCNU Kota Semarang), KH Choeroni (dosen Unissula) dan Shodri (anggota DPRD kota Semarang).

Puncak acara yaitu talkshow dan bedah buku bersama para penulis. Acara talkshow dan bedah buku berlangsung dengan lancar dan meriah. Hadir sebagai pembicara KH Shobirin (dosen IAIN Kudus), KH In’amuzzahidin (katib syuriyah PCNU Kota Semarang), KH Choeroni (dosen Unissula), kiai Ahmad Munif (pengasuh ponpes sunan ampel gunungpati Semarang) dan Shodri (anggota DPRD kota Semarang).

Buku “KH Abdul Bashir Hamzah Kama Arafna” ini diterbitkan dalam rangka menyambut 40 hari wafatnya KH Abdul Bashir Hamzah. Buku yang merupakan kumpulan tulisan keluarga, para santri dan muhibbin KH Abdul Bashir Hamzah, berisi kisah dan kesaksian para penulis tentang sosok kiai Abdul Bashir Hamzah, kiai pesantren yang meneladani gurunya, KH Muslih bin Abdurrahman, mulai dari cara membaca kitab kuning, gaya mengajar, keistiqomahan dalam berjamaah, rutinitas dzikir, hingga ketelatenan dengan para santrinya.

Di dalam buku ini, kiai Abdul Bashir Hamzah digambarkan sebagai santri yang mengabadikan hidupnya untuk mengabdi kepada KH Muslih bin Abdurrahman hingga akhir hayatnya. Selain itu, di dalam buku ini para pembaca akan disuguhkan potret historis pesantren di Mranggen pada tahun 1990-an dan aktivitas para kiai pesantren Mranggen dengan dunia kitab kuning.

Pengirim: Ahmad Umam Aufi

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap lengkapi captcha sekali lagi.

LAINNYA
x