Demak–NU Online Demak
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Demak (Dindikbud) mengambil langkah tegas untuk menangani maraknya kasus tawuran, bullying, serta perilaku negatif di kalangan pelajar.
Kepala Dindikbud Demak, Haris Wahyudi Ridwan, menekankan pentingnya tindakan preventif melalui kerjasama lintas sektor guna mencegah terulangnya kejadian serupa.
“Kami telah mengadakan pertemuan dengan semua pihak terkait, mulai dari perwakilan sekolah tingkat SMA, SMP, SD, hingga Kementerian Agama (Kemenag) Demak. Pertemuan ini bertujuan untuk melakukan evaluasi menyeluruh serta memberikan penegasan kembali terkait upaya pencegahan,” kata Haris, hari-hari ini.
Salah satu fokus utama dalam upaya pencegahan ini adalah peningkatan pengamanan di sekolah-sekolah, terutama pada tingkat SD. Haris menegaskan bahwa gerbang dan ruang kelas harus selalu dalam keadaan tertutup saat tidak ada kegiatan belajar-mengajar. Selain itu, Dindikbud juga telah menekankan pembatasan penggunaan telepon genggam di kalangan siswa SMP.
“Kami telah mengimbau agar siswa tidak menggunakan ponsel tanpa izin dari pihak sekolah,” tambah Haris.
Terkait dengan peredaran fenomena Es Moni di sekitar sekolah, Haris menjelaskan bahwa pihak sekolah dapat melibatkan aparat berwenang apabila distribusi produk tersebut tidak terkendali. Ia juga menggarisbawahi peran penting orang tua dalam mengawasi anak-anak setelah pulang sekolah untuk mencegah keterlibatan mereka dalam tindakan negatif.
Dalam rangka memperkuat upaya pencegahan, Dindikbud telah menggagas kampanye kreatif anti-bullying melalui pembuatan jingle atau lagu yang berisi pesan anti-kekerasan. Kampanye ini akan terus disosialisasikan melalui pertemuan wali murid dan rapat rutin di sekolah-sekolah.
“Kami juga telah mengintegrasikan nilai-nilai moral ke dalam kurikulum, seperti pembacaan Asmaul Husna setiap pagi, budaya mencium tangan guru, serta program baca-tulis Al-Qur’an,” jelas Haris.
Pengawasan terhadap pembatasan penggunaan ponsel di sekolah terus dilakukan untuk memastikan kebijakan ini berjalan dengan baik, meskipun di beberapa sekolah ponsel masih digunakan sebagai alat bantu pembelajaran.
“Dengan langkah-langkah ini, kami berharap dapat menciptakan lingkungan sekolah yang lebih aman dan kondusif bagi para siswa,” pungkas Haris.