Bonang–NU Online Demak
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melaksanakan Soft Launching Proyek Percontohan Pengembangan Kawasan Berbasis Pengelolaan Hasil Sedimentasi Laut secara Berkelanjutan di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Morodemak, Bonang, Demak, Jumat (11/10).
Kegiatan ini menandai dimulainya upaya strategis dalam rehabilitasi pesisir melalui pengelolaan sedimentasi, dengan tujuan menciptakan ekosistem yang lebih sehat sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, menyampaikan apresiasinya atas inisiatif tersebut. Dalam sambutannya, ia mengungkapkan kebanggaannya bisa berkontribusi dalam proyek yang diharapkan mampu mengatasi persoalan lingkungan yang telah lama dihadapi Demak.
“Saya senang dapat hadir di sini. Sejak kecil, saya sering mendengar Demak menghadapi banjir. Kini, saya berkesempatan memulai proyek ini. Harapannya, lima tahun ke depan kita bisa menyaksikan hutan mangrove yang subur, ekosistem laut yang pulih, dan industri perikanan yang berkembang,” ujar Trenggono.
Proyek ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk universitas, sektor swasta, dan masyarakat lokal. Trenggono menambahkan bahwa meskipun langkah ini tampak kecil, dampaknya akan signifikan. Dengan target membangun 100 hektare hutan mangrove, proyek ini diharapkan mampu menyerap karbon dan mengurangi dampak perubahan iklim.
Lebih lanjut, ia juga menegaskan bahwa proyek ini akan dilanjutkan oleh pemerintahan yang akan datang. Menurutnya, rehabilitasi pesisir Demak menjadi tonggak sejarah yang diharapkan memberikan manfaat besar bagi masyarakat setempat.
Pj Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana, turut menyoroti pentingnya pengelolaan lingkungan pesisir secara berkelanjutan. Ia menyatakan bahwa wilayah pesisir Demak telah lama terimbas sedimentasi yang mempengaruhi ekosistem laut dan kehidupan nelayan.
“Langkah besar ini diharapkan mampu memberikan solusi jangka panjang terhadap abrasi, sedimentasi, dan rob yang sering terjadi di wilayah ini,” kata Nana.
Senada dengan itu, Kepala Desa Purworejo, Rifki Salafudin, menyampaikan harapannya agar proyek ini menjadi program jangka panjang yang melibatkan sinergi dari berbagai tingkat pemerintahan.
“Dulu, mangrove di sini sangat rimbun, namun abrasi telah mengurangi jumlahnya. Saya berharap pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten dapat bekerja sama menjaga ekosistem mangrove di pesisir Demak,” ujar Rifki.
Acara ini juga dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Victor Gustaaf Manoppo, Pj Bupati Demak KH Ali Makhsun, serta perwakilan dari mitra KKP seperti PT PLN Nusantara Power, PT Pelindo, PT Pupuk Kaltim, PT Pertamina, dan PT Semen Indonesia. Sebagai simbol dari komitmen rehabilitasi, dilakukan penanaman mangrove dan pembuatan ikan asin secara simbolis.
Proyek percontohan ini diharapkan mampu mengatasi dampak sedimentasi dan rob di pesisir utara Jawa, serta memberikan dampak positif bagi ekosistem laut dan nelayan lokal di wilayah tersebut.
Kontrinutor: Sam/Red