Sabtu Pahing, 16 Nov 2024 / 14 Jumadil Awwal 1446 H
x
Banner

Gangguan Tulang Belakang Skoliosis: Penyebab, Gejala, dan Penanganannya

waktu baca 2 menit
Samsul Maarif
Senin, 21 Okt 2024 05:49
0
172

DemakNU Online Demak

Skoliosis, sebuah kondisi medis yang mungkin belum banyak dikenal masyarakat luas, merupakan gangguan pada tulang belakang yang mengalami pergeseran tiga dimensi. Menurut spesialis Fisik dan Rehabilitasi Medik RSUD Sunan Kalijaga Demak, dr. Nadia Kurnia, skoliosis menyebabkan lengkungan pada tulang belakang ke satu sisi atau sisi lainnya.

“Gangguan ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti masalah otot saraf, faktor genetik, atau perbedaan panjang kaki. Prevalensi skoliosis pada wanita juga lebih tinggi dibandingkan pria,” jelas dr. Nadia dalam talkshow yang dipandu Rayya Ricky di RSKW, baru-baru ini.

Lebih lanjut, dr. Nadia menjelaskan bahwa skoliosis dapat dibagi menjadi beberapa derajat keparahan, mulai dari ringan hingga berat. Derajat skoliosis ini diukur melalui hasil pemeriksaan rontgen dengan menggunakan metode Cobb Angle.

“Skoliosis ringan memiliki sudut kurang dari 20 derajat, sedang antara 20 hingga 40 derajat, dan skoliosis berat memiliki sudut lebih dari 40 derajat,” tambahnya.

Setelah hasil pemeriksaan Cobb Angle diketahui, dokter akan menyusun program rehabilitasi medik yang sesuai. Rehabilitasi medik ini penting untuk mengurangi derajat skoliosis dan mencegah agar kondisi tidak semakin memburuk. Program terapi akan disesuaikan dengan derajat keparahan skoliosis yang dialami pasien.

“Untuk skoliosis dengan sudut di bawah 20 derajat, pasien hanya memerlukan latihan atau exercise. Namun, jika sudutnya antara 20 hingga 40 derajat, selain exercise, penggunaan brace atau alat penyangga akan diperlukan. Sementara itu, skoliosis dengan sudut lebih dari 40 derajat memerlukan tindakan operasi,” ungkap dr. Nadia.

Walaupun skoliosis tidak dapat disembuhkan sepenuhnya, rehabilitasi medik diharapkan dapat mengurangi gejala seperti nyeri, saraf terjepit, atau sesak napas, sehingga kualitas hidup pasien dapat meningkat.

Sebagai langkah pencegahan, beberapa latihan fisik dapat dilakukan, seperti berjalan dengan membawa beban di atas kepala untuk melatih postur tubuh, gerakan tulang panggul ke arah belakang, hingga latihan merangkak.

Nadia juga menambahkan bahwa penderita skoliosis masih dapat beraktivitas dan berolahraga, tetapi ada beberapa olahraga yang sebaiknya dihindari.

“Olahraga seperti memanah dan golf sebaiknya dihindari oleh penderita skoliosis. Namun, berenang dengan gaya bebas justru sangat dianjurkan,” tutup dr. Nadia.

Kontributor: Sam/Red

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap lengkapi captcha sekali lagi.

LAINNYA
x