Wonosalam – NU Online Demak
Pekan ini Madrasah Aliyah Miftahussalam tengah mengadakan rangkaian Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Rahmatan lil Alamin (P5RA) bagi peserta didik kelas XI. Kegiatan berlangsung selama 5 hari, mulai 28 Oktober – 1 November 2024. Tema yang diambil adalah Suara Demokrasi. Diharapkan peserta didik memahami makna dan implementasi konsep demokrasi keterkaitan antara kebebasan mengutarakan pendapat dengan kesetaraan, terletak pada pandangan bahwa semua kedudukan sama di mata hukum.
“Projek (P5RA) ini diharapkan dapat mengembangkan secara spesifik 3 dimensi Profil Pelajar Pancasila, yaitu Bernalar Kritis, Mandiri, dan Berkebinekaan Global”, jelas Wakil kepala madrasah bidang Kurikulum, Masamah.
Dalam upaya mendalami pemahaman konsep demokrasi, MA Miftahussalam menggandeng Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Demak. Salah satu komisioner KPU Demak, Abdul Latif hadir menyapa peserta didik sekaligus memaparkan materi Demokrasi, Rabu (30/10). Dirinya menjelaskan demokrasi identik dengan konsep yang berbasis pada rakyat dalam pemerintahan di suatu negara. Demokrasi dapat dimengerti sebagai kekuasaan yang mutlak oleh rakyat.
“Negara Indonesia menganut sistem Demokrasi, yang mana Rakyat memiliki kebebasan dalam menyuarakan pendapat atau aspirasinya. Demokrasi ada yang langsung dan tidak langsung. Secara langsung, rakyat diberikan kewenangan penuh untuk mencoblos dalam pemilihan umum atau Pemilu. Sedangkan (demokrasi) tidak langsung, misalnya perumusan dan pembuatan peraturan Undang-Undang diwakili oleh anggota DPR”, jelasnya.
Latif menambahkan berkaitan dengan demokrasi langsung, seluruh wilayah di Indonesia akan melaksanakan Pemilihan Kepala Daerah Serentak tahun 2024, baik pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur maupun Bupati dan Wakil Bupati.
“Termasuk di Kabupaten Demak, tepat pada 27 November 2024 kita (KPU Demak) juga akan melaksanakan Pilkada Serentak. Bagi yang sudah memenuhi syarat hak pilih, usianya minimal 17 tahun, pastikan gunakan hak pilih dengan baik. Kenali pasangan calon pemimpin dan ikuti nurani. Hindari politik uang atau salam tempel dari tim pemenangan calon”, pungkasnya.
Sementara itu, Kepala MA Miftahussalam, Parsidi mengingatkan agar tidak terpengaruh dengan berita-berita hoax atau yang menyesatkan. Waspadai kampanye hitam yang marak di media sosial.
“Musim politik cenderung ada kampanye hitam yang tersebar. Kita harus pandai memilih dan memilah informasi yang didapatkan. Lakukan saring sebelum sharing, sehingga meminimalisir penyebaran berita hoax”, tuturnya.
Pengirim: Rofiq/Red