Karanganyar-NU Online Demak
Organ reproduksi wanita itu harus dijaga dan rawat dengan baik agar selalu dalam kondisi sehat dan normal. Karena permasalahan seputar organ reproduksi wanita dapat menyebabkan seorang wanita akan mengalami gangguan-gangguan di kemudian harinya. Adapun masalah organ reproduksi wanita meliputi; pubertas, menstruasi/haid dan anemia, kanker payudara, kanker leher rahim, dan infeksi menular seksual.
Hal itu dikatakan dokter Hj. Dian Widyahandayani saat mengisi seminar kesehatan dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN) Tahun 2024 Pimpinan Anak Cabang (PAC) Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Kecamatan Karanganyar, Demak dengan tema “Kesehatan Reproduksi Wanita dan Kesehatan Mental”, Jum’at (08/11/2024) siang.
Masa puber wanita jelasnya, diantara rentang usia 11-12 tahun. Akan tetapi batasan usia tersebut tidak mutlak karena tergantung juga dengan faktor gizi, lingkungan, keluarga, dan lain sebagainya. Kemudian ciri primer pubertas pada wanita ditandai menstruasi pertama yang disebut menarche.
Adapun ciri skunder pubertas bagi wanita lanjutnya, meliputi; payudara membesar, tumbuh bulu halus sekitar ketiak, rongga pinggul membesar, dan tumbuh bulu halus sekitar kelamin. Selain itu masa pubertas biasanya kulit akan lebih berminyak dan menimbulkan jerawat dan jumlah keringat dapat bertambah.
Siklus menstruasi normal bagi wanita urainya, datang setiap 21 sampai 35 hari dan lama menstruasi 3 sampai 7 hari. Pada fase menstruasi wanita rata-rata mengeluarkan darah < 80 mL, atau sekitar 8 sampai 10 sendok makan.
“Bagi anak wanita yang sampai usia 16 tahun atau lebih tapi belum juga keluar darah haid, maka harus diperiksakan ke dokter”, ucapnya.
Selain itu, kalau jadwal haid yang tidak teratur seperti tidak menstruasi > 3 bulan atau haid < 21 hari, dan darah yang keluar saat menstruasi sangat banyak, perdarahan > 7 hari, perdarahan di luar siklus menstruasi, gejala haid lebih berat daripada biasanya, menstruasi disertai pucat, sangat lemas, keringat dingin, dan linglung, bahkan pingsan. Maka disarankan juga untuk konsultasi ke dokter ahli agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Jika wanita dewasa mendapati adanya benjolan di payudaranya, maka hal itu harus diwaspadai karena itu salah satu gejala kanker payudara stadium dini. Tumor/kanker payudara dapat diketahui oleh penderita sendiri dengan cara SADARI, pemerikSAan payuDAra sendiRI, katanya.
Kemudian kalau bentuk/ukuran payudara berubah atau berbeda dari sebelumnya, lalu ada benjolan terfiksir pada payudara yang teraba dengan tangan sendiri, dan puting susu tertarik kedalam dan/atau kulit kelihatan seperti kulit jeruk, selanjutnya ada luka atau tukak yang sudah lama pada payudara dan tidak sembuh dengan pengobatan, maka harus segera dilakukan tindakan karena itu adalah ciri-ciri kanker payudara stadium lanjut, jelas dokter yang juga lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang.
Lebih lanjut dokter yang menjabat Sekretaris Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Demak itu menyampaikan, keganasan yang terjadi pada jaringan leher rahim yang merupakan bagian terendah dari leher rahim dan menonjol ke puncak liang senggama disebut kanker leher rahim. Kanker leher rahim itu menjadi penyebab nomor satu kematian pada wanita.
Untuk menghindari para wanita dari kanker leher rahim, maka setiap kaum wanita yang telah melakukan hubungan seksual khususnya yang berumur 30 sampai 50 tahun, sebaiknya menjalani deteksi dini kanker leher rahim dengan cara tes IVA dan Pap Smear, sarannya.
Tes IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat), yaitu pemeriksaan leher rahim dengan mengoleskan asam cuka. Kemudian pap smear adalah pengambilan jaringan pada leher rahim yang akan dikirim ke laboratorium untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Selanjutnya Infeksi menular seksual (IMS) adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. antara lain : Gonorhea (Kencing nanah), Syphilis (Raja singa), Kondiloma (Jengger ayam), Hepatitis B dan C, Herpes, HIV / AIDS, dan lain-lain.
Adapun cara penularan IMS melalui hubungan seks (anal, oral, vaginal) yang tidak terlindung dengan orang terinfeksi HIV, penggunaan jarum suntik yang tidak steril dan/atau penggunaannya bergantian, dan ibu hamil penderita HIV kepada bayi yang dikandungnya.
HIV tidak akan menular melalui kontak sosial, misalnya; penggunaan toilet, peralatan makan, telepon genggam, komputer, manual pelatihan dan sebagainya yang telah digunakan oleh orang yang terinfeksi HIV.
Diakhir sesi, dokter Dian sapaan karib Hj. Dian Widyahandayani mengajak kader Fatayat yang mayoritas ibu-ibu muda untuk selalu menjaga organ reproduksinya, yaitu dengan cara; selalu membersihkan organ intim dengan benar, konsumsi makanan sehat, kelola stres, jaga berat badan, dan lakukan kebiasaan sehat lainnya seperti olahraga dan yang lain sebagainya.
Menjaga organ reproduksi wanita ini dimaksudkan supaya para kaum hawa terutama kader Fatayat yan ada dapat terhindar dari penyakit-penyakit atau gangguan-gangguan yang ada seputar organ intimnya, pungkas dokter yang sehari-hari bekerja di Puskesmas Kebonagung Demak.
Kontributor: Sam/Red